BERITA UTAMAEKONOMIHUKUMMEDAN TERKININASIONALSumut

DPRD Medan: Kolam Limbah PT KIM Hanya Kamuflase Belaka

 

Anggota DPRD Medan M Nasir.

MEDAN DELI (podiumindonesia.com)- Hadirnya PT KIM (Kawasan Industri Modern) diharapkan dapat memberikan manfaat besar. Namun, kebalikannya tidak demikian. Katanya, masyarakat Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan, belasan tahun resah karena limbah.

“Kehadiran PT KIM bagi masyarakat Tangkahan bak malaikat pencabut nyawa. Slogan ‘BUMN Hadir Untuk Negeri’ yang didengung-dengungkan mereka (PT KIM,red) jauh dari harapan. Karena warga terus merasa was-was akibat rumahnya kebanjiran karena kiriman banjir dari kawasan KIM,” ucap Anggota DPRD Kota Medan, M Nasir kepada PODIUMINDONESIA.COM, Kamis (5/9/2019).

Hingga saat ini PT KIM tak dapat memberikan data yang valid tentang berapa banyak perusahaan serta pabrik yang menghasilkan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya) di dalam kawasan industri. Padahal hal tersebut sangatlah penting dalam hal pengawasan serta untuk memonitoring keberadaan limbah.

“Seharusnya PT KIM jujur kepada publik kemana limbahnya dialirkan. Dan mereka juga harus terbuka dan bisa memperlihatkan jaringan pipa limbah (pipanisasi) di kawasan industri. Jangan ngakunya mengelola limbah. Tapi dikala hujan limbah terus dibuang ke aliran parit warga,” ungkap wakil rakyat dari Fraksi PKS Dapil 2 ini.

Dugaan kolam limbah yang sering disebut-sebut PT KIM dapat memproses limbah berbahaya, hanyalah kamuflase belaka. Karena di lapangan masih ada ditemukan perusahaan dan pabrik nakal yang membuang limbahnya ke aliran parit. “Dugaan kolam limbah di Jalan Pulau Buton KIM 2, hanyalah ecek-ecek aja. Dan untuk mengelabui warga sekitarnya, disana (kolam,red) banyak dipelihara ikan nila,” sebutnya.

Dalam hal ini, sambung Nasir, masyarakat harus pandai dan jeli dalam menyikapi persoalan limbah di kawasan industri. Padahal limbah sangatlah berbahaya bagi kesehatan dan menganggu kehidupan orang banyak. “Sekarang masyarakat harus pandai dan serius menyikapi dampak dari limbah yang dikeluarkan industri. Karena dampaknya sangatlah menggangu dan berbahaya bagi kesehatan, hidup,” kata Nasir lagi. (pi/man)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button