Beranda POLITIK Mencari Pemimpin di Langkat

Mencari Pemimpin di Langkat

84
0

LANGKAT (podiumindonesia.com) – Kabupaten Langkat masuk dalam kalender Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, dari 171 daerah lainnya se-Indonesia. Kurang lebih setahun ini para kandidat mulai menampakkan diri. Istilah rela ‘turun gunung’ demi merebut hati masyarakat di tanah sang penyair, Tengku Amir Hamzah.

Hasil telusur PODIUM sejumlah nama mencuat. Mulai dari bisik-bisik ala ‘tetangga’ pendukung salah satu calon, hingga spanduk serta baliho bertebaran.

Walau terpantau belum menasbihkan diri menjadi petarung di 2018, namun gelagatnya sudah terlihat. Baliho berisi imbauan anti narkoba, mendukung pemberantasan korupsi, dan ucapan entah apa itulah namanya terpajang di sepanjang jalan lintas Sumut-Aceh.

Dengan wajah terpampang di baliho, bisa jadi sedikit banyak masyarakat Langkat pasti tahu maksudnya. Ya, untuk merengkuh kursi Langkat Satu yang sebentar lagi dilepas oleh Bupati H Ngogesa Sitepu. Sedang Ngogesa sendiri terganjal dengan peraturan bahwa kepala daerah hanya diberi kesempatan untuk memimpin di satu daerah selama dua periode alias 10 tahun.

Nah, karena H Ngogesa Sitepu telah mengabdi 10 tahun di tanah Raja Penyair, dengan ikhlas tampuk kepemimpinan diberikan kepada para kandidat.

Siapa saja calon periode 2018-2023 tersebut? Hasil pantauan PODIUM, kandidat-kandidat masih seputar pejabat partai di daerah sekelas Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPD II). Seperti Ketua DPD II Golar Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin, Ketua DPD II Demokrat, Rudi Hartono Bangun, politisi PAN Syah Afandin dan mantan Ketua PSSI Djohar Arifin.

Dari empat nama, ada dua kandidat lewat jalur independen. Adalah Ahmad Zaidnur serta Abdul Azis yang notabene pengusaha sukses. Abdul Azis sendiri tak hanya seorang pengusaha tapi juga praktisi pendidikan. Tak jarang Abdul Azis mengisi ceramah sehingga masyarakat kalangan bawah mengenalnya sebagai ustadz.

Soal track record politik, Djohar Arifin dan Ahmad Zaidnur yang masih sumir. Djohar Arifin sendiri meski Putra Langkat namun lebih banyak berkiprah di dunia olahraga di Jakarta. Ahmad Zaidnur dikenal karena usahanya.

Sementara tiga calon lainnya, Terbit Rencana Perangin-angin atau akrab di sapa Ketua Cana, kini menduduki posisi Ketua Golkar Langkat dan Ketua DPRD Kabupaten Langkat. Kalau Rudi Hartono Bangun, selain anggota DPR-RI, dia juga mantan Ketua DPRD Kabupaten Langkat.

Untuk Syah Afandin merupakan politisi PAN yang juga Putra Daerah, sekarang duduk sebagai anggota DPRD Sumut. Syah Afandin juga adik kandung dari mantan Bupati Langkat, H Syamsul Arifin. Bisa jadi, lewat sosok sang abang yang dulu dikenal merakyat itu, Syah Afandin mencoba peruntungan maju di Pilkada 2018 mendatang.

“Saya siap membangun Langkat yang sudah baik agar lebih baik,” katanya pada pertengahan Maret lalu.

Pria yang akrab dipanggil Ondim ini memiliki konsep untuk mengembangkan potesi sumber daya alam yang melimpah di Langkat sehingga mampu menjadikan warga Langkat Sejahtera.

“Kita mau Langkat yang Mandiri. Banyak potensi yang bisa digunakan. Langkat bisa sejahtera,” katanya.

Satu aspek yang bisa dikembangkan di Langkat kata politisi Partai Amanat Nasional ini adalalah potensi wisata Langkat yang bejibun yang mampu mendongkrak PAD bila dikelola dengan baik. “Kalau perlu dikelola BUMD plus swasta,” katanya.

Bagaimana dengan Abdul Azis? Untuk dunia politik, Abdul Azis sama sekali tak memiliki partai tertentu. Murni pengusaha, akademisi dan agamais di kalangan warga Langkat. Menariknya lagi, melalui jalur independen pula pada 2013 lalu Abdul Azis bertarung. Dan kabarnya, hal yang sama juga dilakukan Abdul Azis di tahun 2018 ini, menempuh jalur perseorangan.

Dilansir PODIUM dari beberapa situs, bahwa sejak gagal meraih jawara, nyatanya Abdul Azis langsung move on. Kandas di 2013, dua tahun berselang tepatnya 2015 Abdul Azis sudah bergerilya ke sejumlah desa/kelurahan di Kabupaten Langkat.

Strategi jitu Abdul Azis dengan blusukan ke kampung-kampung, memberikan ceramah dan menyenangkan hati masyarakat. Dari blusukannya Abdul Azis mendapat dukungan. Bahkan, kata situs itu, masyarakat arus bawah siap memberikan KTP demi dirinya.

Di Pilkada lalu, Abdul Azis yang berpasangan dengan Sutiarnoto dengan nomor 2 mencapai 46.482 suara atau 11,34 persen, berada di posisi ketiga dari empat pasangan saat itu.

Tak jauh beda dengan Ahmad Zaidnur, yang berencana maju di jalur non partai. Melalui Ketua Relawan Bermartabat, Suhardi Atmaja, menyatakan komit maju pada Pilkada Langkat 2018 mendatang.

Suhardi meyakini dukungan untuk Ahmad Zaidnur atau akrab disapa Ucok Kades ini telah terkumpul sebanyak 28.000 KTP. “KTP hingga saat ini baru aja terkumpul 28.000-an, Insha Allah target 83.000 akan tercapai saat pendaftaran tiba, aamminkan ya,” imbuhnya, beberapa waktu yang lalu.

Suhardi menambahkan, tiga perkumpulan relawan yang baru dikukuhkan seperti relawan bermartabat, perekat dan Gesit Centre telah mempunyai hampir 300-an relawan yang berkerja mengumpulkan data KTP dari warga. Meski maju di jalur indipenden, kata Suhardi, balon Bupati Langkat Ahmad Zaidnur bisa saja diusung oleh partai politik.

Tentang Terbit Rencana Perangin-angin atau Ketua Cana, mungkin semua orang Langkat sudah mengenal siapa dirinya.

Pria terkemuka di sebuah Ormas Pemuda Pancasila, sekarang menjadi politisi Golkar dengan duduk sebagai Ketua DPRD Langkat. Ketua Cana pun sesumbar digadang-gadang punya massa kuat. Selain disebut-sebut ‘titisan’ Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu, periodesisasi Cana toh satu atap bersama Partai Golkar.

Kabarnya lagi, Cana lebih banyak sekarang menghabiskan waktu di luar bermasyarakat. Terbukti beberapa kegiatan yang turut dihadirinya. Mulai memberikan bantuan ke rumah-rumah ibadah hingga turnamen sepakbola memperebutkan Piala Ketua DPRD Langkat.

Sedang kandidat berpeluang besar lainnya adalah Rudi Hartono Bangun. Mantan Ketua DPRD Langkat dan kini melanglang buana di Senayan. Rudi terpilih mewakili Partai Demokrat duduk menjadi anggota DPR-RI.

Kedatangan Rudi Hartono Bangun di Kwala Bingei, Sabtu pekan lalu, disambut antusias. Apalagi Rudi digadang-gadang salah satu kandidat yang masuk bursa calon Bupati Langkat periode mendatang.

Saat itu, Lurah Jumingan dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Rudi dan berharap agar anggota DPR RI tersebut tidak lupa kepada masyarakat.

“Sekarang pak Rudi sudah duduk sebagai anggota DPR RI. Keberhasilan itu tentu diraih berkat dukungan masyarakat. Karena itu, setelah jadi, janganlah lupa kepada masyarakat,” ujarnya.

Begitu juga saat ini, banyak orang memprediksikan Rudi akan kembali maju menjadi bakal calon Bupati Langkat. Masyarakat akan mendukung dan memilih, tapi setelah jadi, jangan lupa kepada masyarakat.

“Ya, jangan lupa dan sombong, tapi datangi masyarakat dan dengarkan aspirasinya. Mudah-mudahan Allah SWT meridhai dan bapak bisa menjadi bupati,” ujarnya.

Sedangkan Rudi Hartono Bangun dalam sambutannya tidak lupa memberi pesan agar masyarakat tidak salah dalam memilih, baik dalam Pemilu, Pilkada dan Pilpres.
“Seperti saya kemarin, bisa duduk sebagai anggota DPR RI, itu adalah berkat dukungan masyarakat. Karena itu, saya tidak akan lupa kepada masyarakat, khususnya kepada masyarakat Kabupaten Langkat, sebab mayoritas yang memilih saya kemarin adalah masyarakat Kabupaten Langkat,” ujarnya.

Untuk itu, Rudi meminta masyarakat agar cerdas, dengan meneliti dulu siapa calon yang akan dipilih. Jadi, jangan asal pilih saja, tapi pilihlah sesuai dengan keyakinan kita masing-masing.

“Misalnya kita pilih si A itu karena satu agama dan kepercayaan dengan kita atau kita pilih dia karena kita yakin dia orangnya baik, ramah, tidak sombong serta amanah dan benar-benar akan membangun daerahnya sesuai harapan,” pungkas Rudi.

Dengan rincian sementara enam kandidat yang bakal bertarung di Pilkada Langkat 2018, kemajemukan kabupaten terdiri dari 23 kecamatan dengan luas 6.272 km² menginginkan pemimpin yang merakyat, mampu mensejahterakan, membuka lapangan kerja dan tidak diskrimintif.

Artinya, banyak golongan yang ada di Langkat. Begitu juga etnis telah membaur membangun negeri si Raja Penyair, Tengku Amir Hamzah. Kini suara rakyatlah jadi pedoman, siapa terpilih dan terbuang di Pilkada mendatang. Sesuai Daftar Pemilih Tetap (DPT) dikeluarkan KPU Pusat 2014, ada sekitar 714.017 suara menentukan nasib Kabupaten Langkat lima tahun ke depan. Jumlah itu yang akan diperebutkan kandidat menarik hati mereka.

Jangan Kikir

Punya niat, punya modal dan punya massa. Punya modal pun kalau tak bisa memberi tak ada gunanya. Dan jangan pula andai sudah duduk, jadi tak akrab lagi.

Nah, fenomena itu kerap menjadi sindrom bagi kepala daerah. Lupa siapa yang dulu mendukungnya, dan siapa orang berada di baliknya. Kadang pun memandang sebelah mata bagi mereka yang dulu berjasa kepadanya.

“Jadi sebelum maju lebih baik menakar diri dulu, berikrar menyalonkan diri bahwa para kandidat adalah bagian dari masyarakat,” sebut Junifer Efendi, Ketua TS 10 Center Kabupaten Langkat kepada PODIUM, kemarin.

Artinya, calon bupati jangan terbawa latah mengedepankan nafsu belaka. Hanya karena ingin meraih kursi pejabat daerah segalanya dihalalkan.
“Calon yang kikir, bahil lebih baik jangan tampil, karena tak akan direspon warga. Sosok Rudi dan Cana sepertinya saat ini sedang bersaing menjadi orang dermawan,” tukas Junifar.

Di lapangan saat ini, menurut Junifer, sosok Rudi Bangun dominan menguasai Langkat Hilir. Sedangkan Cana hanya bisa dijual di Langkat Hulu.

Untuk Azis mendapatkan simpati warga pesisir Langkat, wilayah Teluk Haru yang dulu merupakan basis suara Dato’ Syamsul. Lokasi ini diprediksi sulit dimasuki Ketua Cana.

Hanya saja, Dato’ jangan salah dalam memajukan calonnya. “Kalau calon yang didukungnya kikir tentu sulit juga diterima warga Langkat,” ujar Junifar. (PI – tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini