LANGKAT (podiumindonesia.com)- Menelisik tanah Wampu, Kabupaten Langkat yang tumbuh subur. Pepohonan rimbun, resapan air bagus dan jalan lintas desa mudah dilalui. Namun sekarang semua berubah drastis.
Kecamatan Wampu sedikit demi sedikit mulai ‘tergerus’ Perkembangan zaman dan sebagainya, hingga proyek multiyears. Angka fantastis yang kadang buat rakyat meringis. Bahkan di kawasan itu juga tengah dibangun jembatan lintas provinsi. ‘Gawean’ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebagai konsultas pastinya dipilih dari anak-anak BUMN.
Walau kedua proyek (cukup membanggakan) itu hingga kini belum juga selesai dikerjakan. Kalau masa 2016 dibilang proyek Waduk terkendala peleasan hak lahan warga. Namun kemudian ada kendala lain. Dan sekarang, malah no info. Rakyat menunggu dan menanti kebijakan pemerintah untuk merealisasikan proyek Waduk Wampu.
Lain halnya jembatan antar provinsi di Kecamatan Wampu (juga). Itu pun sudah lama berjalan, dan tak jua kunjung selesai. Apa masalah? Toh belum ada yang bisa beri komentar. Hanya saja segelintir warga di sana mulai resah. Bukan apa-apa, lahan pelintas bagi pejalan rusak akibat truk-truk pengangkut tanah pembuatan Waduk Wampu.
Bertanggung jawabkah pihak proyek? “Sejauh ini belum ada pertanggung jawaban dari pihak proyek. Cuma, kata salah seorang pekerja di sana, kalau pelintasan truk angkut tanah itu sudah mendapat restu dari pemuda setempat. Nah, kami bertanya lagi, pemuda yang mana memberi izin?” tegas Agus kepada PODIUM, kemarin.
Menurut Agus, kondisi Wampu sudah jauh berbeda. Banyak pihak yang mengatasnamakan dengan maksud agar proyek multiyears itu bisa terlaksana. Namun hasilnya, kata Agus, belum ada perkembangan.
“Malah jalan desa di sini rusak,” sebutnya. Seperti diketahui, pembangunan waduk Wampu di Kabupaten Langkat diharap berjalan sesuai rencana yang ditentukan pemerintah. Warga Langkat khususnya di empat kecamatan yang menjadi sasaran proyek irigasi ini sangat menaruh harapan dengan pembangunan irigasi di daerahnya.
Harapan itu disampaikan oleh warga Hinai dan Kecamatan Secanggang pada awak media belum lama ini. Menurut Maman, warga Desa Paya Rengas, Kecamatan Hinai, khawatir proyek waduk ini senasib dengan proyek jembatan “gagal” Sungai Wampu.
Sepertinya uang negara Rp 57 milar dari APBN untuk pembangunan jembatan “tidak ada nilai di mata menteri PUPR. “Saya berani ucap kan hal ini, karena sudah 5 kali kita puasa dan 10 kali lebaran, jembatan Sei.Wampu tidak juga terbangun sesuai rencana,” tegasnya.
Sementara Ucok Limbong, warga Kelurahan Hinai Kecamatan Secanggang meminta menteri PUPR meninjau jembatan Wampu yang gagal serta melihat proyek waduk di Wampu yang ditenggarai banyak masalah.
Suherman warga Dusun Kota Lama, Desa Secanggang meminta menteri PUPR meninjau beberapa proyek amburadul di Kabupaten Langkat. “Dan semoga Komisi V DPR RI segera minta penjelasan kepada menteri PUPR tentang sebab gagalnya pembangunan jembatan Sungai Wampu,” ujarnya. (penulis: T Syaiful Anhar | Mantan Ketua KorCab Rumah KH. Ma’ruf Amin/RKMA= BERSAMBUNG)