Beranda OPINI 7:2=Dipecat!!!

7:2=Dipecat!!!

122
0

TUJUH partai pendukung Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas), yakni Golkar, Gerindra, Hanura, PKS, PAN, Nasdem serta Demokrat. Melawan partai penguasa PDI Perjuangan serta satunya lagi partai ‘tua’ PPP yang mengusung Djarot-Sihar (Djoss).

Secara kasat mata boleh dikata tujuh lawan dua, pastinya menang yang tujuh partai pendukung. Namun yang patut digarisbawahi bahwa partai penguasa (PDIP) punya massa dan sebagainya. Ini bisa dibuktikan dengan rasa arogansinya sang Ketua Umum Megawati Soekarno Putri mendelegasikan Djarot bertarung di Pilgubsu 2018.

Rasa percaya diri itu pula yang jarang dimiliki oleh ketua umum partai yang ada di Indonesia ini. Meski, katanya dulu, pencalonan Djarot-Sihar telah melewati berbagai penilaian dan tahap-tahap. Hanya saja, kalangan masyarakat Sumut memandang, apa yang ditegaskan sang Ketua Umum PDIP itu membawa blunder.

Tak lah menampik tapi sudah kenyataan. Dengan kalahnya Djarot di DKI Jakarta kemudian ‘dibuang’ ke Sumut itu bukanlah hal yang mudah. Tapi itu tadi atas kebijakan Megawati Soekarno Putri, semuanya terpaksa dilaksanakan.

Menariknya lagi, ketegasan sang ibu membuat pemegang jabatan di partai banteng moncong putih itu ketar-ketir. Sebab, Bu Mega mengancam akan memecat ketua partainya di daerah, andai calon kepala daerah yang dihunjuk kalah bersaing merebut kursi panas pemimpin.

“Kalau tidak menang seluruh pimpinan akan saya sembelih kabeh (semua). Siapa yang daerahnya tidak menang akan saya pecat pimpinannya,” kata Megawati saat itu.

Diperoleh daftar pasangan calon gubernur usungan PDIP yang keok dalam Pilkada 2018 versi quick count, Sumatera Utara (Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus), Riau (Andi Rachman-Suyatno), Sumatera Selatan (Dodi Alex Noerdin-Giri Kiemas), Lampung (Herman Hasanusi-Sutono), Jawa Barat (TB Hasanudin-Anton Charliyan), Jawa Timur (Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno), NTB (Ahyar Abduh-Mori Hanafi), NTT (Marianus Sae-Emiliana Nomleni), Kalimantan Barat (Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot), Kalimantan Timur (Rusmadi Wongso-Safaruddin) dan terakhir Sulawesi Tenggara (Asrun-Hugua).

Terhitung ada 11 calon gubernur yang keok di Pilgub 2018 ini. Pun begitu, PDIP melakukan rekap hasil Pilkada 2018. PDIP memenangi 97 pilkada dari total 171 daerah yang melaksanakan.

PDI Perjuangan menang di 6 provinsi (35%), Bali, Jateng, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Sulsel. Di 6 provinsi tersebut terdapat 4 kader partai yang menjadi gubernur dan 3 kader jadi wakil gubernur,

Sementara itu, dari 154 pilkada tingkat kabupaten/kota, PDIP hanya ikut di 152 wilayah. Hasilnya, PDIP memenangi 60% daerah yang diikuti.

“Dari 154 kabupaten/kota, PDI Perjuangan hanya ikut di 152. Dari 152 yang diikuti menang di 91 daerah (60%) dan kalah di 59 daerah,” sebut Eva mengklaim bahwa partainya tetap unggul.

Eva mengatakan, dari 91 daerah yang dimenangi PDIP, kader PDIP yang menjadi kepala daerah sebanyak 33 dan wakil kepala sebanyak 38. Eva mengatakan, semua kader yang terpilih telah mengikuti Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP.

Dengan ancaman Megawati tersebut akan menambah daftar kader-kader partai penguasa ‘terbang’ atau hengkang ke partai lain. Bahkan dikhawatirkan prilaku buang membuang kader yang berjasa karena tak mampu menjuarai calon kepala daerahnya bakal blunder. Apalagi tak sampai setahun ini kembali digelar Pilres 2019.

Akankah PDI Perjuangan kembali berjaya seperti lima tahun terdahulu! Atau malah terpuruk dengan segala isu buang membuang kader hingga pengalihan posisi? Patut dinanti siapa yang juara dan menjadi pecundang di lima tahun mendatang. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini