OLEH: SYAHDURI
TUAN Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi ‘menyerang’. Itu diungkapkan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2016 lalu. Namun apa lacur, dua tahun kemudian tepatnya 2018 ini, TGB malah balik gagang. Dia dengan lugas mendukung segala kebijakan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Begini yang dikatakan TGB dua tahun lalu itu. Setiap tahunnya Provinsi NTB menghasilkan 1,3 juta ton beras, di mana 700.000 ton dikonsumsi di dalam daerah dan sisanya menjadi movement nasional, yang diserap Bulog dan perdagangan antarpulau.
“Problemnya Bapak Presiden, ini saya sampaikan karena merupakan amanat dari masyarakat, bahwa Bulog sampai sekarang belum mampu menyerap secara maksimal hasil pertanian di NTB. Demikian juga hasil jagung kami,” kata TGB.
Zainul juga mengeluhkan tingginya produktivitas jagung di NTB namun belum diakomodasikan dengan baik oleh Bulog. Disebutkan, pada tahun 2015 pertumbuhan produksi jagung di NTB adalah tertinggi di Indonesia.
Tak pelak, aksi kritisi TGB menghentak sang Presiden. Pun apa mau dikata, Jokowi cuma bisa mengangguk seribu bahasa. Lagi-lagi dengan kata isyarat, dia akan berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait bawahannya.
Wow…sindiran dan kritikan TGB toh membawa faedah. Dari situ TGB mulai dilirik. TGB ‘naik daun’. Dulu, tak ada yang kenal dengan siapa itu TGB. Siapa itu Gubernur NTB dan siapa itu sang kritisi pemerintahan Jokowi.
TGB hebat, TGB nekat, TGB punya power di antara Gubernur se-Indonesia lainnya. Marwahnya pun kala itu mengalahkan Ahmad Heriawan (Gubernur Jawa Barat) bahkan calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Itulah cerita dulu, dua tahun lalu. TGB sekarang sudah beda. Seolah begitulah pandangan netizen. Pecinta TGB di media sosial memudar, hanya karena triknya mendukung kancah pemerintahan yang dianggap mulai luntur. (bersambung)