BESOK, Senin (6/5/2019) bulan penuh berkah itu datang. Tak hanya orang dewasa khususnya kaum muslim menyambutnya dengan suka cita, tapi juga anak-anak. Beda dengan bulan-bulan lainnya, Ramadhan memang begitu hikmad.
Bulan pembekalan keimanan dengan menahan segalanya. Haus dahaga, lapar, emosi, fisik melemah dan atau lainnya menjadi tantangan. Pun gamjarannya cukup besar yakni Sorga. Menariknya, segala penganan tersaji di pinggir jalan mau pun toko-toko penjualan.
Bubur melayu, anyang, es dawet, doger dan beragam menjadi pembuka serta penyemangat anak-anak. Toh, kadang kenikmatan pembuka puasa cukup dengan segelas air putih atau teh manis, namun bagi anak-anak penganan khas tetap dinanti mereka.
Ya, begitu indahnya Ramadhan. Bulan utama dari seribu bulan. Bulan pengampunan, bulan suci yang harus dijalani. Bahkan itu tampak dari kesiapan lembaga sosial atau pun lingkungan kampung. Sibuk membersihkan rumah ibadah sebelum bulan keberkahan itu tiba.
Sebelum jelang kedatangan bulan dinanti umat manusia ini, budaya ziarah melekat sebagai pengingat akan kematian. Berbondong mendatangi pemakaman, berdoa, membersihkan kubur dan sebagainya. Pun budaya ziarah seharusnya dihindarkan dan kapan pun bisa dilakukan. Tapi itulah budaya yang kerap jadi pemantik.
Di Ramadhan 1440 Hijriah ini pula negeri tercinta, Indonesia harus menahan egonya. Ya, pengumuman suara pemilihan presiden. Tepatnya 22 Mei ini, Indonesia bakal membuka lembaran baru. Syukurnya, kondisi yang kian panas bisa redup dengan kedatangan atau pengumuman di saat bulan Ramadhan ini.
Di tiap Ramadhan ini pun harga melonjak. Tak terkendali tapi bagi kaum masih bisa membeli penganan. Bahagia dengan hadirnya kembali Ramadhan menjadi penyemangat. Semoga kita mampu melihat kedatangan Ramdhan di tahun-tahun mendatang. Insya Allah. Aminnn. (***)
