
STABAT (podiumindonesia.com)-
Pekerjaan pembangunan jembatan Sei Wampu Stabat, membelah dua Kecamatan.
Yakni Kecamatan Stabat dan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Disayangkan, selama 1 periode kepemimpinan Presiden Jokowi namun tak kunjung selesai.
Padahal, sumber pembangunan dananya berasal dari APBN, yang dimulai tahun 2015 lalu, dan hingga saat ini (2019) tidak juga kunjung diresmikan.
Sekitar tahun 2015 saat dimulai pekerjaan, sempat terpasang resplank proyek dan anggarannya menyebutkan jembatan tersebut menelan Rp 57 miliar lebih. Dalam papan resplank juga tertulis nilai kontrak penyediaan jasa atas nama PT Karya Agung Nadajaya dengan pengerjaan APBN tahun 2015, serta waktu pelaksanaan 810 hari kalender.
Mangkraknya pembangunan jembatan Sei Wampu, menurut T Syaiful Anhar merupakan salah satu kekalahan suara Jokowi-Ma’ruf Amin di Langkat.
“Jembatan Sei Wampu menjadi solusi dari kemacetan arus lalu lintas pada hari-hari besar Islam dan nasional. Apabila ada truk rusak di jembatan Sei Wampu kemacetan panjang tak terelakkan,” ujar Syaiful Anhar yang juga menjabat Ketua Koordinatur Cabang Rumah KH. Ma’ruf Amin (RKMA) Langkat ini, Minggu (21/7/2019)
Lanjut Syaiful Anhar, meski pun RKMA di Langkat sudah berjibaku untuk memenangkan pasangan Umara dan Ulama Jokowi-Ma’ruf Amin, tapi faktor mangkraknya beberapa peroyek pembangunan dananya bersumber dari APBN, turut mempengaruhi elektabilitas pertahana.
“Kita lihat ada benang merah mangkraknya pembangunan jembatan Sei Wampu dengan minimnya suara Jokowi-Ma’ruf Amin,” katanya.
Berdasarkan hasil Pleno KPU Langkat Jokowi-Ma’ruf Amin memperoleh 237.532 suara sedangkan Probowo-Sandi sekira 328.944 suara. Dari 23 Kecamatan Pasangan nomor urut 1 hanya unggul di 7 kecamatan, sedangkan 16 kecamatan lainnya pasangan nomor urut 2 unggul dengan jumlah angga telak.
”Kita berharap, jembatan Sei Wampu dapat terselesaikan dengan segera, mengingat, jembatan lama yang berada di sebelahnya sudah mulai uzur, dan terasa bergoyang jika kita berada diatasnya,. Kita khawatir jembatan lama itu akan rubuh, dikarenakan tak sanggup menanggung truk dengan tonase tinggi setiap detik dan menit lewat di atasnya,” tandas Syiful. (pi/rusdi)







