Beranda EKONOMI Wak Leng, 32 Tahun Berpacu Hidup Dari Lingkaran Bundar

Wak Leng, 32 Tahun Berpacu Hidup Dari Lingkaran Bundar

167
0
Wak Leng telah 32 tahun bekerja sebagai tukang stel lingkar.
Wak Leng telah 32 tahun bekerja sebagai tukang stel lingkar.

STABAT (podiumindonesia.com)- Siang itu, Minggu (6/10/2019) di seputaran Jalan Kelurahan Dendang, Dusun 3 tampak ramai, seperti biasanya kendaraan roda dua. Di sana tampak pria tua sedang menyetel lingkar sepeda motor.

Lelaki berusia setengah abad tersebut bernama Kemiran alias Wak Leng. Meski di usia senja namun tangan-tangan terampil masih mampu meluruskan lingkar sepeda motor para pelanggannya. Siang itu sinar matahari panasnya terik. PODIUM harus melintasi jalan tersebut karena sebuah kepentingan mencari tukang stel pelek roda untuk memperbaiki setelan sepeda motor yang kendor. Beberapa hari terakhir PODIUM memang kerap keluar masuk desa menggunakan sepeda motor demi melaksanakan tugas jurnalistik.

Berdasarkan info diterima, di seputar Jalan Kelurahan Dendang 3 ada tukang stel lingkar sepeda bernama Kemiran alias Wak Leng. Setelah berkeliling dan mencari akhirnya bertemu dengan tukang stel lingkar sepeda yang PODIUM cari.

Kemiran alias Wak Leng mempersilakan kru PODIUM duduk. Kemudian beliau masuk ke dalam lapak mengambil sekotak peralatan bongkar. Mulailah beliau putar sana putar sini. Membuka mur dari baut. Jari-jemari yang lincah. Dengan telaten beliau memeriksa jari-jari lingkar sepeda motor yang kendor kemudian mengencangkannya. Sembari melihat beliau memperbaiki setelan pelek, saya memulai pembicaraan. Perlahan keringat merembes dari celah leher Wak Leng.

Jemari Wak Leng nampak lincah menari-nari di celah roda. Sudah bertahun-tahun beliau menekuni pekerjaan menyetel jari-jari lingkar sepeda motor. Selama 32 tahun Wak Leng bekerja sebagai tukang stel jari-jari lingkar sepeda motor. Beliau mulai buka praktek menjadi tukang stel lingkar sepeda motor sejak usia 17 tahun.

Kemiran alias Wak Leng mempunyai anak 4 sudah berumah tangga dengan 12 cucunya. Di usia 20 tahun Wak Leng sudah berumahtangga. Dari usaha stel lingkar pula Wak Leng bisa menyekolahkan anak pertamanya Adi Susanto. Dan, kegigihan itu pula menjadikan Adi Susanto menggapai cita-cita sebagai TNI bertugas di Kota Binjai.

Meski keempat anaknya sudah menjadi orang, namun Wak Leng tetap bekerja menyetel jari-jari lingkar sepeda motor. Mereka sudah punya kehidupnya masing-masing. “Saya harus berusaha sendiri. Tak mau bergantung pada anak, selagi mampu bekerja,” ujarnya. Apa yang dikerjakan Wak Leng semata-mata ikhtiar menjalani hidup tanpa mengenal putus asa. Selain itu tetap teguh dengan profesinya sekarang. (pi/sahrul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini