MEDAN (podiumindonesia.com)- Ibu pertiwi menangis. Unjuk rasa marak di mana-mana. Sejak sepekan ini, pasca disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR-RI, semua bergelok. Tak hanya kaum buruh, turut serta juga mahasiswa dan pelajar. Pertanyaannya, dari mana sumber dana di aksi yang ‘menggetarkan’ tersebut?
Nah, selaku Alumni LikNas ’86’ GP Ansor, T Syaiful coba mengulang sejarah kelam yang pernah dialaminya. Soal sumber dana, putra daerah Langkat ini menilai bahwa hal tersebut tak terlepas dari suport pihak asing.
“Bisa kita prediksi bahwa aksi menolak UU Omnibus Law itu didanai pihak asing. Siapakah mereka (pihak asing-red) itu? Nanti kita akan tahu sendiri, siapa mereka,” tegas T Syaiful kepada wartawan di Medan, Kamis (15/10/2020).
Sebenarnya, lanjut T Syaiful yang akrab disapa Bang Ipol ini, aksi massa tak jauh beda dengan cara-cara melengserkan GD (salah satu singkatan seorang pemimpin negara-red).
“Jadi pergerakan aksi unjuk rasa pasca deklarasi KAMI membuat saya teringat gerakan untuk melengserkan GD dengan cara memainkan segala instrumen dan juga parlemen jalanan. Untuk memainkan itu butuh dana yang cukup besar. Dan hanya pihak asinglah yang sanggup untuk mendanainya,” ulas T Syaiful.
Menurutnya, aksi unjuk rasa yang terjadi akhir-akhir ini hanya bertujuan untuk melengserkan Presiden Jokowi dari singgasananya. Kedekatan GD dengan negeri Tiongkok (tirai bambu) saat itu dimurkai pihak Amerika. “Kita menduga kedekatan Jokowi dengan Tiongkok-lah yang membuat gerah antek Amerika di negeri kita,” tambah Syaiful dengan santai.
Di saat GD mau dilengserkan, apa pun yang dibuatnya tetap disalahkan pihak tertentu.
“Kejadian yang saya saksikan di Jakarta saat itu ‘Baju Koko, Sorban, Jubah, Tasbih’ diborong habis di Tanah Abang. Muncullah saat itu Ustadz, Kyai dan Santri yang latah nyerang GD. Apa yang dialami GD ketika itu semoga tak terjadi pada Pak Jokowi. Semoga badai unjuk rasa ini cepat berlalu dan kehidupan normal kembali,” ujarnya.
Pelajaran penting ini yang dialami T Syaiful saat itu tetap melekat diingatannya. Apalagi dirinya merasakan dan melihat secara langsung aksi massa di tanah air saat itu. Di akhir pertemuan, T Syaiful berharap gejolak yang terjadi selama sepekan ini cepat mereda dan membuka pola pikir kedewasaan bagi penerus bangsa. (P-06)