BELAWAN (podiumindonesia.com)- Sangat miris, inilah yang pantas diucapkan kepada tiga bocah badut jalanan, Kristian (11), Tegar (13) dan Panca (8) warga Kebun Lada Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
Mereka menjadi badut-badut jalanan yang menyajikan tarian dengan musik yang berasal dari speaker kecil menjadi perhatian serius warga Belawan, Rabu (9/12/2020)
Pasalnya, aksi badut jalanan ini dilakukan oleh anak anak yang masih bersetatus pelajar. Seperti diketahui bersama, selama masa pandemi Covid – 19 ini, para pelajar harus meneruskan pendidikannya melalui daring dan beraktivitas di dalam rumah. Tapi ke tiga anak anak badut jalanan ini malah mencari uang untuk membantu orang tuanya, di masa Covid – 19.
Menurut penuturan Kristian (11), mereka menyewa kostum badut dan speaker kecil yang digunakan untuk menjadi badut sebesar Rp 70.000, – kepada seseorang di Martubung.
Dan penghasilan mereka per hari bisa mencapai Rp. 150.000, – dari menjadi badut jalanan, sisa dari sewa kostum badut itulah mereka bagi bertiga.
“Lumayan Om, bisa dapat Rp. 80.000, – kami setiap hari dan ini kami bagi tiga serta uangnya kami bawa pulang. Kami keluar dari rumah untuk menjadi badut jalanan pada pukul 07.00 Wib dan pulang kerumah pukul 22.00 Wib, ” ucap Tegar teman badut Kristian.
Menanggapi hal ini, Sudung (56) warga Belawan sangat prihatin terhadap anak anak yang menjadi badut jalanan. Selain mengkhawatirkan kesehatan terhadap anak, juga mengkhatirkan perubahan motipasi belajar anak, dan dampak dampak lainya ketika mereka semangkin banyak dan semangkin jauh interaksi dengan komunitas jalanan.
Lebih lanjut Sudung mengatakan, seharusnya orang tua harus bisa menyikapi hal ini. “Dan sekolah juga harus ada kebijakan agar pembelajaran daring tidak serta menghilangkan fungsi pengawasan dan kontrol dari sekolah terhadap siswa,” tandas Sudung. (pi/din)