STABAT (podiumindonesia.com)- Perebutan jabatan Sekda di Langkat dari masa ke masa selalu membawa asal muasal dan etnis si calon. Dan jabatan Sekda Langkat dari sejak dulu selalu diduduki etnis Melayu.
Di masa lalu, ada Rohani Darus, Masri Zen dan Surya Jahisa. Jelang berakhir masa jabatan Surya Jahisa, etnis melayu ketiadaan ‘jago’ untuk mengisi posisi itu. Anak Melayu tak ada lagi yang bisa didorong (dukung) menjadi Sekda.
“Terpaksa kita dukung Indra yang tak jelas kemelayuannya itu untuk maju,” ujar T.Syaiful Anhar, mantan Ketua GP Ansor Langkat 85/88.
Situasi di masa Ngogesa, posisi anak Melayu di pemerintahan Kabupaten Langkat tak mempunyai ‘geng’ setelah Asrin Naim ditarik Datu’ Sri ke Pemprovsu. Di saat tak ada lagi ‘geng’ anak Melayu, di saat itu pula muncul isu “Trio Bebek” di seputar Datu’ Negeri Ngogesa Sitepu.
“Di masa isu “Trio Bebek” berkibar, banyak pejabat (anak Melayu-red) digulung Kejari Stabat. Antara lain Sukhyar M, T.Melfan Cs dan yang terakhir Drs.H.Salman,” ujar Syaiful.
Habisnya anak Melayu di posisi Kadis dan Kaban serta Sekwan diisi oleh kerabat Amril Nasution. Sementara itu, dr.Indra duduk manis sebagai Sekda Langkat dan selamat tak terjamah pihak kejari. Jabatan Indra sebagai Sekda sudah pasti akan berakhir. “Apakah Basrah dan Amril saling bersaing untuk menggantikan dr.Indra? Kita lihat saja nanti keberanian Pak Cana dalam hal pergantian Sekda Langkat,” urai T Syaiful Anhar yang akrab disapa Bang Iful ini. (Tim-bersambung)
