LAMONGAN (podiumindonesia.com)- Imam Fadli, Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) periode 2015-2018 menyatakan sudah berkhidmah di IPNU selama 18 tahun.
“Pernah waktu menjabat Ketua PAC dulu tahun 2005, sampai dibelikan sepeda motor dan juga hp dengan modal yang pas-pasan agar saya bisa sekolah, juga bisa aktif di PAC waktu itu,” tutur Fadli, kemarin malam.
Selama berkhidmah di IPNU ia mempunyai motivasi di antaranya adalah niat untuk memperbaiki diri dan bisa bermanfaat bagi orang lain. “Niat awal terjun di IPNU itu ya, cuma ingin memperbaiki diri, ngalap barokah dan agar bisa bermanfaat bagi orang lain,” ungkap mantan Ketua Pengurus Wilayah (PW) IPNU Jawa Timur itu.
Dirinya menambahkan, kutipan dari buku Prof Mohammad Tolhah Mansoer, yang mendirikan IPNU untuk mencetak kader unggul dan SDM berkualitas yang dekat dengan masyarakat, bukan mencetak kader unggul yang elite dan jauh dari masyarakat.
Karena itu, menurut dia, menjadi pimpinan harus totalitas dan meluangkan banyak waktu untuk organisasi. Apa pun yang dilakukan dengan fokus maka hasilnya pun juga akan bagus. “Prinsip saya itu, yang penting mengalir saja. Pokoknya totalitas dan meluangkan banyak waktu untuk NU serta terbuka, masalah pintar itu nomor sekianlah,” tutur pria yang kini sedang menempuh S3 di Universitas Merdeka Malang.
Pria yang menyelesaikan S1 di Unisda Lamongan itu juga mengisahkan saat menjadi Ketua Pimpinan Cabang (PC) Lamongan, ia tinggal di kantor PCNU dan hanya pulang sebulan sekali. Demikian juga saat menjadi Ketua IPNU Jawa Timur.
Dengan Trilogi Belajar, Berjuang Bertaqwa, menurutnya banyak hal yang bisa didapatkan ketika berorganisasi di NU selain relasi. Di antaranya bisa dekat dengan tokoh-tokoh NU baik dari tingkat ranting maupun sampai pusat. “Apa yang saya punya saat ini semua dari buah khidmah saya di NU, bahkan saya ketemu istri saya juga karena aktif di IPNU ini,” pungkasnya.(pi/nuonline)