MEDAN (podiumindonesia.com) – DUA pasangan bakal calon Gubernur Sumatera Utara (Balongubsu) telah terpublis. Letjen Edy Rahmayadi plus Musa Rajeck Shah alias Ijeck dan teranyar HT Erry Nuradi bersama H Ngogesa Sitepu. Gawean Sumut PATEN nyatanya berlanjut!!
Paten bisa disamakan dengan oke, mantap, hebat, number one, dan lainnya yang menyatakan suatu keberhasilan. Namun Paten juga bisa disatukan dalam prakata; Pak Tengku Erry dan Ngogesa. Ya, begitulah setidaknya.
Kepastian ‘bersatunya’ HT Erry Nuradi dan H Ngogesa Sitepu untuk bertarung di Pilgubsu 2018 nanti tertuang dalam surat bernomor R-452/Golkar/VIII/2017 tertanggal 21 Agustus 2017 ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham.
Sekaitan itu, Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Irham Buana Nasution menggelar temu pers di Hotel Aston Medan, pekan lalu. Menurut Irham, keputusan DPP itu diambil berdasarkan pertimbangan logis, politis sesuai target Partai Golkar untuk memenangkan 65% Pilkada di Indonesia. Di mana Sumut, targetnya semua Pilkada dimenangkan.
“Strategi pemenangan sudah berjalan. Salah satunya dengan mengusung pasangan calon yang bisa memenangkan Partai Golkar di Pilgubsu 2018 yakni Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu,” ujar mantan Ketua KPU Sumut itu.
Memang kata Irham, saat Rapimda beberapa waktu lalu, Ngogesa Sitepu yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sumut ditetapkan sebagai calon Gubsu 2018 dari Partai Golkar.
“Namun dalam ketentuan dan perkembangan berikutnya, bahwa DPP Partai Golkar memiliki hak menentukan sosok lain dengan pertimbangan sesuai aturan, maka Partai Golkar menggeser dukungan ke Tengku Erry Nuradi. Sementara Ngogesa diplot sebagai wakilnya,” terang Irham.
“Ini bagian strategi pemenangan. Partai Golkar tidak terbiasa menjadi oposisi. Fakta sejarah selalu berada di pemerintahan. Untuk meningkatkan peran Partai Golkar di pemerintahan, makanya Tengku Erry dan Ngogesa dipasangkan,” imbuhnya.
Keputusan ini kata Irham sangat penting bagi Partai Golkar sebab dua Pilgubsu 2008 dan Pilgubsu 2013, Golkar kalah.
“Golkar ingin sejak dini menyiapkan langkah menyongsong Pemilu 2019. Targetnya, Partai Golkar menang di Sumut,” pungkasnya.
Menurutnya, Tengku Erry Nuradi memiliki elektabilitas tinggi. Selain itu, masyarakat Sumatera Utara sudah mengenalnya.
“Keuntungan terbesar, Tengku Erry Nuradi adalah calon incumbent. Pengenalan masyarakat tinggi. Ngogesa Sitepu Bupati Langkat dua periode. Penggabungan ini sangat penting pada Pilgub,” ujar Irham.
Ia mengatakan, komunikasi sudah dibangun kepada partai politik lainnya seperti PKB dan PKPI. Irham berharap, partai politik lainnya bisa begabung untuk berkoalisi.
Proses konfrensi pers ini sendiri tidak dihadiri oleh Ngogesa sebagai Ketua DPD. Irham tampak didampingi sejumlah fungsionaris partai.
Seperti diketahui, Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH dan juga Tengku Erry Nuradi dinilai potensial untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara pada Pilgub 2018 mendatang.
Soalnya, kepemimpinan mereka yang sukses selama menjadi Bupati Langkat dan juga menjadi Gubernur Sumut.Dan juga mereka memiliki pengalaman di pemerintahan yang cukup mapan.
Ketua Lembaga Riset Publik Indonesia (Larispa) M Rizal Hasibuan mengatakan, kini hanya ada 2 kandidat sosok yang paling pas memimpin Sumut yaitu Tengku Erry Nuradi dan juga Ngogesa Sitepu.
Apalagi, kata Rizal, Ngogesa Sitepu saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut karena basis massa yang dimiliki oleh partai berlambang pohon beringin tersebut sangat banyak tidak terkecuali di Sumut sendiri.
“Hal lain yang menjadi track record beliau adalah kesuksesannya menjadi Bupati Langkat dua periode yang tanpa ada kekurangan dan terbukti sangat dicintai warga Langkat, banyak prestasi yang dia peroleh selama memimpin Langkat, dan juga Tengku Erry Nuradi saat ini menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sumatera Utara, tentunya juga mempunyai basis massa yang banyak juga,” ujar Rizal.
Prestasi yang diperoleh Bupati Langkat Ngogesa Sitepu telah banyak diperoleh, diantaranya adalah pengharagaan Peringkat Pertama Terbaik se-Indonesia dalam Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), prestasi di bidang lingkungan dengan mencatatkan Kota Stabat sebagai peraih Piala ADIPURA selama 7 kali kali berturut-turut, serta ditetapkannya empat sekolah di Langkat sebagai peraih Adiwiyata Mandiri dari Pemerintah RI.
“Selain itu program perlindungan perempuan dan anak telah berhasil dilaksanakan oleh Ngogesa, dan tentunya prestasi-prestasi lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu disini,” tandas Rizal.
Rizal menambahkan walau pun saat ini beberapa calon lain telah muncul untuk meramaikan bursa calon Gubsu 2018 nanti seperti JR Saragih, Gus Irawan, Pangkostrad Eddy Rahmayadi dan tokoh-tokoh besar lainnya yang telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Namun saya berkeyakinan sosok Ngogesa dan pak Erry Nuradi paling pas untuk Sumut.
“Tentunya peluang ini harus disikapi dengan menyamakan visi dan misi dan keterikatan emosional kedua pasangan ini, saya berpikir keduanya memiliki kedekatan yang sama, untuk siapa yang no 1 dan no 2 saat ini belum dapat dinilai karena keduanya sama-sama memang pantas untuk menjadi no 1 di Sumut,” urai Rizal.
Penilaian untuk kedua tokoh besar di Sumut ini juga dapat dilihat dari segi etnis. Yaitu Batak Karo dan Melayu. Istri Tengku Erry Nuradi, Ny Evi Diana Sitorus dari Batak dan istri Ngogesa Sitepu, Hj Nuraida berasal dari Jawa jadi semua etnis saling melengkapi, kata Rizal.
“Apalagi dari segi kursi di DPRD juga sudah melengkapi kedua tokoh tersebut, partai Golkar 17 kursi dan juga Nasdem 5 kursi, jadi sekali lagi pak Erry dan pak Ngogesa paling mumpuni untuk memimpin Sumut kedepan,” pungkas Rizal.
Terpisah, Humas DPW Nasdem Sumut Dicky Zulkarnain menyatakan pada intinya Partai Nasional Demokrat (Nasdem), tetap mendukung pencalonan Dr Ir HT Erry Nuradi MSi dari Partai Golkar.
“Ir HT Erry Nuradi MSi adalah Ketua DPW Partai Nasdem Sumut, jadi ini sangat positif,” Dicky Zulkarnain menanggapi keputusan final DPP Partai Golkar mengusung Dr Ir HT Erry Nuradi MSi dan H Ngogesa Sitepu SH, sebagai pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) dalam Pilkada Sumut tahun 2018.
“Sampai saat ini, kader terbaik dari Partai NasDem Sumut tetap Tengku Erry. Tetapi mekanismenya tetap menunggu keputusan dari DPP Partai Nasdem, dalam hal ini Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh,” ujarnya.
Menurut Dicky Zulkarnain, seluruh kader Partai Nasdem memberi apresiasi yang besar atas dukungan Partai Golkar mencalonkan Tengku Erry yang dipasangkan dengan Ngogesa Sitepu sebagai wakilnya.
Lebih jauh disebutkan, segenap kader DPW, DPD dan DPC Partai NasDem, sampai saat ini menunggu keputusan DPP Partai NasDem yang mungkin tidak lama lagi diumumkan.
Karena secara sistematis, Partai NasDem belum menutup pendaftaran bagi calon Gubernur Sumatera Utara lainnya. Jadi mekanisme tetap berjalan sesuai jadwal.
“Informasi yang saya terima, pengumuman akan dilakukan secara serentak Pilgub dan Pilkada yang ada di Sumatera Utara,” ujar Dicky Zulkarnain.
Survey Sementara
Dalam satu hasil survey yang dikeluarkan lembaga survey menempatkan HT Erry Nuradi di posisi teratas dengan persentase 40%. Ini merupakan jumlah teratas dibanding dengan rivalnya dalam survey tersebut. Namun hasil survey ini belum tentu menunjukkan petahana itu mampu memenangi Pilgusbu 2018 nanti.
Demikian dikatakan Walid Mustafa Sembiring pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU).
Menurut Walid, berdasarkan hasil survey yang di paparkan oleh berbagai lembaga survey, T. Ery Nuradi masih berada di peringkat teratas yakni sekitar 40%, dan di susul Edi Rahmayadi 20%, dan Gus Irawan 12%.
Walid mengatakan, secara kuantitatif HT Erry Nuradi unggul. Namun secara analisis kualitatif, persentase Erry Nuradi sangat kecil bagi seorang petahana dan berpotensi besar untuk bisa dikalahkan, apalagi jarak persentase tidak begitu jauh dari jumlah persentase di bawahnya.
“Idealnya sebagai seorang petahana, persentase HT Erry Nuradi harus berada minimal diangka 55%,” katanya.
Walid menilai, hasil persentase survey tersebut sebenarnya menggambarkan siapa yang menjadi keinginan masyarakat untuk memimpin, siapa yang dikenal, dan bagaimana tingkat keyakinan masyarakat terhadap kualitas kinerja calon.
Menurut Walid, hasil survey yang ada saat ini akan sangat mengkuatirkan bagi petehanan, sebab dengan sisa masa jabatan beliau yang sebentar lagi habis, dinilai sulit untuk mengembalikan kepercayaan publik dan andai persentasenya naik sekali pun pasti tidak lebih diangka 45%.
“Sementara bagi calon lainnya, berpeluang besar untuk menang atas dasar rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pemimpin yang ada saat ini,” tandasnya.
Ada dua perspektif politik yang bisa digunakan dalam melihat peluang calon, yakni siapa yang akan lolos mendapatkan rekomendasi dari partai dan siapa yang akan dipilih oleh rakyat. Kata Walid, dari dua perspektif itu, maka besar kemungkinan hanya HT Erry Nuradi dan Edi Rahmayadi-lah yang akan menjadi kandidat kuat dalam Pilgubsu ke depan. Mengingat kedua tokoh ini hampir dapat dipastikan mendapatkan dukungan dari partai.
“Seperti T. Ery Nuradi yang sudah mendapatkan rekomendasi dukungan dari PartaiGolkar, dan Edi Rahmayadi yang sudah mendapat dukungan dari Partai Hanura,” tandasnya.
10 Juta Jiwa
Pilkada tak terlepas dari pikat memikat hati masyarakat. Memberi janji saat kampanye dengan maksud menang dalam pertarungan. Diperkirakan lebih dari 10 juta jiwa memberikan hak suaranya di Pilgubsu 2018 ini, begitu juga 8 kabupaten/kota se-Sumut.
Dari 171 daerah di Indonesia yang menggelar pesta demokrasi 2018, dan kabupaten/kota yang turut dalam Pilkada Sumut Juni mendatang yakni Langkat, Deliserdang, Dairi, Batubara, Tapanuli Utara, Padangsidempuan, Padanglawas dan Padanglawas Utara serta satu di antaranya adalah Pemilihan Gubernur Sumut.
KPU menargetkan tahapan Pilkada tersebut akan dimulai pada bulan Oktober tahun ini.
“Kami sampaikan kenapa coblosan 27 Juni karena tanggal 14-15 itu hari raya. Kemudian karena coblosan 27 Juni, jadwal kampanye salah satunya memasuki periode bulan puasa,” ujar Ketua KPU Arief Budiman April lalu.
Pastinya Pilkada Sumut yang salah satunya Pilgubsu tak terlepas dari peran aksi suku-suku. Namun secara skema, HT Erry yang asli putra Melayu beristrikan suku Batak bersama pasangannya H Ngogesa Sitepu suku Karo dan istri suku Jawa bisa menjadi pemantik kemenangan.
Di Langkat sendiri yang domanasi suku Melayu, Karo, Jawa dan sebagian lainnya suku Batak. Hanya beberapa persen saja etnis China dan India. Untuk daerah pesisir sendiri, seperti Serdang Begadai, Tebing Tinggi, Batubara sebagian Deliserdang, serta Asahan dan Tanjung Balai, juga didominasi suku Melayu plus Batak dan Jawa.
Peta di Karo sendiri dominasi suku Karo, otomatis hanya di kawasan Tapanuli Utara, Samosir, Tobasa hingga Dairi kuat dukungan untuk paslon suku Batak. Sementara kawasan Tapanuli Selatan hingga Madina, diketahui bisa mengambil minat pluralisme suku Mandailing. Apalagi wilayah Tapanuli Selatan itu sempat tertuang dari HT Erry Nuradi beberapa waktu bahwa daerah itu merupakan kampung keduanya.
Bahkan HT Err Nuradi pun sempat ditabalkan bermarga Hasibuan oleh tokoh adat Kabupaten Padang Lawas. Selain itu Erry juga ditabalkan bermarga Harahap oleh tokoh adat masyarakat Padang Lawas Utara.
Melihat kondisi tersebut seolah tak salah pasangan Petahana bakal kembali mendulang suara di Sumatera Utara pada Pilgubsu mendatang. Hanya saja, ini sekedar oret-oret prediksi. Sedangkan pertarungan pastinya digelar pada akhir Juni 2018 mendatang. (red)