
BELAWAN (podiumindonesia.com)- Proyek penimbunan di samping kantor Cabang Pelindo 1 Belawan yang dikerjakan sekarang dikhawatirkan akan memperparah banjir pasang laut (banjir rob) di wilayah Kecamatan Medan Belawan dan sekitarnya.
Pasalnya, Pelindo 1 melakukan penimbunan pinggir laut ini untuk pembangunan Master Plan Pelabuhan Belawan dalam pengembangan pelabuhan dan tangki timbun.
Beberapa tahun yang lalu, pihak Pelindo 1 juga telah menimbun laut untuk dermaga Terminal Peti Kemas (TPK) di Belawan dan akibatnya banjir pasang laut tidak bisa dihindari lagi. Akibatnya ribuan rumah penduduk di wilayah Kecamatan Medan Belawan dan sekitarnya terendam air pasang dan para Nelayan tradisional susah untuk mencari napkah dilaut.
S. Simatupang (48) warga Belawan sangat menyesalkan proyek penimbunan pinggir laut yang dilakukan oleh Pelindo 1 untuk pembangunan Master Plan Pelabuhan Belawan dalam pengembangan pelabuhan dan tangki timbun.
Menurut S. Simatupang, dengan dibuatnya proyek tersebut akan memperparah banjir air pasang laut (banjir rob) di Belawan dan sekitarnya. Sekarang ini saja bila sudah pasang air laut ribuan rumah penduduk di Belawan sudah terendam air, apalagi kalau Pelindo 1 menimbun lagi pinggir laut.
“Apa jadinya ribuan rumah penduduk di Belawan dan sekitarnya, ini akan memperparah lagi penderitaan penduduk Belawan dan sekitarnya akibat banjir air pasang laut (banjir rob),” kata S. Simatupang dengan kesal.
Hal senada juga diucapkan oleh Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Kota Medan Muhammad Isa Albasir, malalui aplikasi WhatsAppnya, Rabu (14/10/2020). Dikatakan, KNTI Medan meminta kepada Pelindo 1 jangan sesuka hatinya membangun bangunan apalagi menimbun laut atau pinggir laut.
Dampak atas reklamasi tersebut nelayan tradisional susah mencari kerang, ikan bahkan kepiting. “Yang dulunya adalah beting tempat para Nelayan tradisional tempat pengaduan bilamana tidak mereka tidak mendapatkan hasil bisa melabuhkan jaringnya di beting dan insya allah mendapatkan hasil dibeting, tapi sekarang setelah adanya Reklamasi Nelayan tradisional tidak ada lagi tempat mencari nafkah dibeting,” ujar Albasir.
Kemudian sekarang ini banjir air pasang laut (banjir rob) di Belawan dan sekitarnya tambah parah, semua yang dibangun Pelindo 1 di pinggir laut, bahkan paluh paluh juga sudah mulai musnah dibagun depo.
“Terus ada lagi janji Pelindo 1, setiap ada proyek yang dikerjakan oleh Pelindo 1, dengan alasan mengurangi penggangguran dan akan memperkerjakan anak Belawan tapi tidak memberikan keistimewahan buat anak Belawan,” sebut Isa Albasir.
Mereka berharap Pelindo 1, ketika membangun sesuatu, apalagi menimbun laut atau pinggir laut berkasnya dilengkapi dan mengundang seluruh pengurus nelayan yang ada di Medan khususnya Belawan. “Dengan maksud, agar kami tau menyampaikan kepada masyarakat pesisir. Bearti ini benar akan ada pembangunan dan bukan curi-curi,” harap Albasir.
Dan satu lagi, kalau memang harus dipaksakan juga bangunan tersebut, mereka mengancam akan turun ke jalan menggelar aksi.
“Kami akan turun dan demo langsung ke lokasi pembangunan,” tandas Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Muhammad Isa Albasir. (pi/din)