DELISERDANG |(podiumindonesia.com) – Buntut tewasnya warga Desa Selamat, Kecamatan Biru Biru yang diduga korban penyerangan belasan oknum TNI, ratusan warga melakukan aksi demo menuntut pertanggung jawaban di Markas Yon Armed Kilapsumangan Delitua. Sabtu 8/11/2024.
Warga datang beramai ramai sambil membawa mobil ambulan berisi jenazah RB yang tewas untuk meminta pertanggung jawaban Komandan Batalyon Armed Kirab Sumangan atas ulah anggotanya yang melakukan penyerangan ke kampung warga hingga mengakibatkan korban meninggal dan ada yang terluka.
Aksi warga untuk melakukan aksi demo ke depan markas Batalyon sempat dihadang sejumlah personel berseragam TNI, namun karena warga yang semakin banyak berdatangan. Akhirnya rombongan massa terus meraksek maju menuju Markas Batalyon Armed.
Masyarakat tampak banyak yang emosi namun pihak kepolisian Polsek setempat terus berupaya meredam amarah warga dan mencegah hal hal yang diluar kendali.
” Engak bisa gitu, mentang mentang mereka TNI bersenjata bisa sesuka hati menyerang dan membunuh masyarakat. Ini kita nuntut keadilan tanggung jawab komandannya,” ucap Barus. Warga Biru Biru.
Sementara itu, menanggapi kasus ini Pasti Intel Yon Armed 2 KS, Kapten Arm Yudiaro membenarkan peristiwa itu. Namun kronologis hasil penelusuran pihaknya menemukan kalau bentrok warga dengan personel Yonarmed2/ KS mengakibatkan korban dikedua pihak. 1 dari anggota yaitu Praka Mustakim.
Sementara korban meninggal dari warga sipil, Raden Aliman Barus (62) warga Desa Selamat dusun ajibaho. Dengan luka bacok dipunggung , Kepala retak, mata tertusuk benda tajam.
Untuk korban salah sasaran yaitu Dedi Susanto Tarigan ( 44) warga Tanjung Sena luka robek 7 jahitan dikepala, tangan kiri putus luka bacokan, M ferdiasah (20) warga Pasar 9 Gang Sari Sibiru Biru mengalami luka lebam lebam diwajah dihantami benda tumpul dan pukulan, Indra Winoto (35) warga Perumahan Asabri status Guru Sekolah Dasar mengalami luka bacokan senjata tajam 12 jahitan di kepala mata lebam tangan terkilir.
Peristiwa berawal pada Jum at 8/11 sekitar pukul 17.30 wib, pratu Martin dan Pratu Riki Wanda berangkat dari Asrama menuju Dusun Ajibaho untuk mengisi BBM di SPBu, setelah isi BBM keduanya menuju arah Patumbak untuk jalan sore.
Namun sampai di jalan Ajibaho ada tiga unit sepeda motor dikendarai anak muda yang ugal ugalan, dan kedua personel Armed itu menegur keduanya. Lalu setelah SPBU Ajibaho kedua personel Armed dijegat sekitar 20 sepeda motor yang dinaiki anak muda rata rata berboncengan.
Mereka marah marah pada dua personel Armed dengan alasan tak terima kawan mereka ditegur. Melihat situasi kedua personel mengaku mereka dari Yon Armed. Namun salah seorang dari penjegat tak peduli mengatakan tak ada orang orang Armed engak takut aku kata salah seorang penjegat. Karena jumlah penjegat ramai, kedua personel Armed diam saja dan kembali ke barak asrama.
Lalu setelah apel malam, kedua personel tadi bercerita pada rekan rekannya di barak. Bahwa mereka dimop sama Dewa preman pasar 9 dan spontan anggota bergerak mencari orang yang dimaksud ke Pasar 9 hingga menemukan orang yang dicari sedang duduk duduk disebuah warung.
” Warga yang dicari itu melihat personel bersama kawan kawannya datang hingga melarikan diri. Namun banyak masyarakat disana malah menyerang balik anggota dan terjadilah bentrokan. Dikarenakan kalah jumlah anggota kembali ke asrama,” ujar Pasintel.