Home BERITA UTAMA Daftar 15 Negara Pindah Ibukota

Daftar 15 Negara Pindah Ibukota

84
0

JAKARTA (podiumindonesia.com)- Gonjang ganjing pemindahan ibukota baru Indonesia telah valid adanya. Yakni di Kalimantan Timur. Andai ini terjadi, Indonesia pun masuk dalam daftar ke-16 ibukota negara yang pindah. Di antaranya:

1. Dari New York ke Philadelphia ke Washington DC, Amerika Serikat (1800):

Pemindahan ini sebagai bagian dari Kompromi Politik 1790 antara Menteri Keuangan Alexander Hamilton dan senator Madison. Kondisi Amerika Serikat yang saat itu banyak dilanda utang karena perang dengan Inggris membuat Hamilton bernegosiasi dengan Madison. Sebagai imbal balik pembayaran utang dan menghindari pemusatan kekuasaan, ibu kota dipindah ke Washington DC. Saat Washinton DC tengah dibangun, pada 1792 ibu kota AS dipindahkan sementara dari New York ke Philadelphia.

2. Dari Turku ke Helsinki, Finlandia (1812):
Karena alasan politik, akibat Kota Turku terlalu bersekutu dengan Swedia, Raja Alxander I yang saat itu memimpin Finlandia memutuskan untuk memindah pusat pemerintahan ke Helsinki pada 1812. Seluruh lembaga pemerintahan pun ikut dipindahkan setelah kebakaran hebat yang melanda kota tua ini. Meski sudah dipindah, Turku masih menjadi kota terbesar di Finlandia hingga 1840.

3. Dari Kolkata ke New Delhi, India (1912):
Lantaran alasan lokasi yang strategis di tengah-tengah negara India, ibu kota pun dipindah dari Kolkata yang berada di sebelah selatan ke New Delhi di sebelah utara. Sebelumnya, Kolkata adalah pusat perdagangan di negara tersebut.

4. Dari Rio de Janeiro ke Brasilia, Brasil (1960):
Rio de Jenairo terlampau padat penduduk sehingga pemerintah berupaya memindahkan ibu kota negara ke Brasilia. Konsep baru pun diimplementasikan di kota ini: modern dan pusat perekonomian baru. Namun, pemindahan tak berjalan mulus karena biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar ketimbang penerimaan negara. Kini, setelah 50 tahun pemindahan, perbedaan kelas menengah ke bawah dan kaum elit justru makin terasa, menurut laporan Reuters.

5. Dari Dar es Salaam ke Dodoma, Tanzania (1961):
Dodoma dipilih karena lokasinya yang strategis untuk membangun pusat perekonomian yang baru. Biaya yang dibutuhkan mencapai 186 juta poundsterling dan membutuhkan waktu selama 10 tahun. Meski proses pemindahan dari Dar es Salaam ke Dodoma sudah dimulai sejak lima dekade lalu, hingga 2019 belum sepenuhnya pegawai pemerintahan pindah ke ibu kota baru. Laporan allafrica.com menyebutkan pegawai pemerintah baru 86 persen yang pindah per Februari 2019.

6. Dari Karachi ke Islamabad, Pakistan (1967):
Pemindahan ibu kota ini didasari alasan bahwa Karachi, yang dulu pernah menjadi pusat perdagangan di Sungai Indus, sudah tak layak lagi sebagai ibu kota. Terpilihnya Islamabad sebagai ibu kota baru dianggap cukup representatif dengan luas lahan 65 kilometer persegi dengan ketinggian daratan 450 hingga 600 meter. Pada 1961, pembangunan di Islamabad mulai dilakukan dengan menyatukan kultur Islam dengan modernitas.

7. Dari Belize City ke Belmopan, Belize (1970):
Setelah badai besar Hattie menerpa Kota Belize City pada 1961 dan menghancurkan setidaknya 75 persen bangunan di sana, pemerintah Belize memutuskan untuk membangun ibu kota baru di Belmopan, yang nantinya menjadi kota terbesar ketiga di negara ini. Biaya awal yang dibutuhkan untuk membangun kota baru pada saat itu sekitar $20 juta AS. Belmopan dipilih karena lahannya yang luas dan tidak perlu reklamasi lahan.

8. Dari Colombo ke Sri Jayawardenepura Kotte, Sri Lanka (1982):

Kota Kotte adalah kota satelit di sebelah baratdaya Colombo. Pemilihan kota ini lantaran Colombo sudah terlalu penuh dan tak mampu menampung kantor pemerintahan. Di Kotte, pembangunan dilakukan tak hanya untuk perkantoran tapi juga rumah bagi pegawai pemerintahan.

9. Dari Abidjan ke Yamoussoukro, Pantai Gading (1983):

Padatnya penduduk di Abidjan menjadi alasan pemindahan ibu kota ke Yamoussoukro pada 1982. Lokasi yang strategis dan lahan yang masih belum banyak terjamah membuat wilayah ini menjadi pilihan. Meski telah dipindah, hingga kini Abidjan masih menjadi salah satu pusat pemerintahan dan politik di negara tersebut.

10. Dari Lagos ke Abuja, Nigeria (1991):
Lokasi yang strategis berada di tengah Nigeria, akses yang mudah, iklim yang mendukung dan ramah, serta untuk menghindari tensi politik, membuat Abuja menjadi ibu kota baru. Luas kota ini mencapai 480 kilometer. Sebelumnya, pada 1980an, Abuja dibangun di atas Bukit Chukuku.

11. Dari Almaty ke Astana, Kazakhstan (1997):
Pada masa kekuasaan Uni Soviet, Almaty masih menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian. Pemindahan ibu kota ke Astana selesai pada 1997 dan kini kota tersebut makin berkembang pesat. Istana Kepresidenan juga dibangun di kota tersebut.

12. Kuala Lumpur ke Putrajaya (1999):
Kuala Lumpur dianggap terlalu padat dan pemerintah berupaya memindahkan ibu kota ke Putrajaya pada 1999 untuk membentuk pusat perekonomian baru. Meski demikian, pemindahan ini tak berjalan mulus dan pusat pemerintahan serta perekonomian Malaysia secara de facto masih berada di Kuala Lumpur.

13. Dari Yangon ke Naypidaw, Myanmar (2005):
Pada 2005, rezim militer di Myanmar memindahkan ibu kota dari Yangon ke Naypidaw. Pembangunan besar-besaran pun dilakukan, tetapi kota ini masih saja sepi penduduk dan minim aktivitas.

14. Dari Seoul ke Sejong City, Korea Selatan (2005):
Pemindahan pusat pemerintahan ke Sejong City dimulai pada 2005. Pemindahan dilakukan untuk pembangunan pusat perekonomian baru dan pemerataan. Per 2015, setidaknya 36 kantor pemerintahan seharusnya pindah ke ibu kota mini ini. Meski perlahan pemindahan dilakukan, Seoul masih menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian, serta hiburan.

15. Dari Koror City ke Ngerulmud, Palau (2006):
Untuk menghindari pemusatan kekuasaan dan tensi politik, ibu kota negara Palau yang semula Ngerulmud dipindah ke Koror City pada 2006. Ngerulmud adalah kota paling sepi penduduk di negara tersebut dengan populasi 391 orang. Kini, Ngerulmud sudah menjadi pusat pemerintahan Palau. (pi/nt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here