Home DAERAH Data Penduduk di Kec Secanggang Diperjualbelikan, Kapolda Sumut Diminta Turun Tangan

Data Penduduk di Kec Secanggang Diperjualbelikan, Kapolda Sumut Diminta Turun Tangan

63
0
Mantan Ketua RKMA Kabupaten Langkat T Syaiful Anhar (Kiri). Wakil Ketua BPD Desa Secanggang, Erdianto. (Kanan).

SECANGGANG (podiumindonesia.com)- Temuan mencengangkan diperoleh dari Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Jumat (16/6/2023) sore. Pasalnya, info beredar sekira ribuan data warga di sana berupa foto KTP dan KK ‘diperjualbelikan’. Dengan memberi data tersebut warga diberi uang Rp 50 ribu. Hal itu terungkap dari Kepala Dusun 3 Desa Secanggang, Kecamatan Secanggang, Irwansyah dan Wakil Ketua
BPD Desa Secanggang, Erdianto.

“Jadi siapa saja yang ngasi foto kopi KTP dan KK lalu mereka foto. Abis itu dikasi uang Rp 50 ribu. Katanya data warga akan dimasukkan ke dalam salah satu aplikasi inisial DN. Tapi anehnya mereka mengadakan pertemuan dan memberi uang itu kok dibelakang rumah warga, kenapa nggak di kantor desa?” kata Wakil Ketua BPD Desa Secanggang, Erdianto kepada kru PODIUM.

Memang, akunya, peristiwa itu sendiri terjadi pada Rabu (14/6/2023) sore. Bahkan, lanjutnya, satu dari lima orang yang mendatangi warga tersebut mengaku seorang wartawan.

“Dia (wartawan) itu datang menganggarkan kartunya. Tapi ujung-ujungnya meminta data warga. Kan kita heran, yang gituan (minta data) itu bukan tugas wartawan. Makanya saya menduga bahwa data warga akan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi oknum tersebut” urai pria yang kerap menggenakan topi ini.

Memastikan data warga diduga disalahgunakan, diamini langsung Kepala Dusun 3 Desa Secanggang, Kecamatan Secanggang Irwansyah. Dia pun mengaku melihat langsung transaksi yang terjadi antara oknum-oknum tersebut dengan warga di Dusun 3 dan 4 Desa Secanggang.

“Karena curiga itu pula saya langsung mendatanginya. Anehnya lagi, soal transaksi pembayaran setelah mendapatkan foto KTP dan KK kok di belakang rumah warga. Ini kan ganjil dan patut untuk dicurigai,” tegasnya.

Nah, selanjutnya oknum yang mengaku dari aplikasi DN mengapload data warga ke ponselnya. “Untuk apa dimasukan ke hape, bapak?” tanya Irwansyah kepada oknum tersebut.

Saat itu sang oknum bilang data warga yang dimasukkan akan mendapatkan bantuan dana. “Masalahnya, kenapa pula si oknum itu yang masukkan data ke hapenya, begitu juga password-nya. Dari mana pula warga pemilik data tahu nanti kalau dana itu sudah cair atau tidak! Kan tambah tanda tanya,” urainya.

Karena ‘diributi’ Kadus 3 Irwansyah dan Wakil Ketua BPD Desa Secanggang Erdianto, alhasil membuka pikiran warga yang telah menerima ‘suap’ Rp 50 ribu dari oknum tersebut. Puluhan warga berang dan mendesak lima oknum itu bertanggung jawab. Mendapat info ada keributan di salah satu rumah warga Dusun 3, Desa Secanggang, Kecamatan Secanggang, Babinkamtibmas Aiptu Nurdin Nasution meluncur ke lokasi.

Dengan maksud meredam emosi warga yang terlanjur memberikan data berupa foto kopi KTP dan KK. Saat itu juga para oknum penjual aplikasi DN digiring ke Polsek Secanggang. Hanya saja, dari lima oknum itu hanya seorang saja yang ditahan warga. Sedangkan empat orang lainnya lebih dulu kabur “melarikan diri” melihat massa yang sudah menyemut.

Warga Kecamatan Secanggang mendatangi Polres Langkat. (Kiri). Oknum yang mengaku wartawan inisial AG yang turut dalam aksi dugaan jual beli data di Kecamatan Secanggang. (Kanan).

“Dari Polsek kemudian diarahkan ke Polres Langkat. Tapi pas di Polres Langkat, seorang oknum yang mengaku wartawan inisial AG dilepas. Kata pihak Polres Langkat dalam kasus ini tak ada yang dirugikan, makanya oknum yang mengaku wartawan itu dilepas. Cuma satu permintaan warga kepada pihak Polres Langkat supaya data mereka yang sempat diupload agar dihapus oknum tersebut,” tegas Irwansyah.

Dari situ info berkembang ke masyarakat bahwa tak cuma dua dusun di Desa Secanggang yang diambil datanya oleh oknum tertentu tersebut. Malah, kabarnya warga Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang yang paling banyak telah menyerahkan data kepada oknum tersebut. Karena oknum tersebut sudah lebih dari 3 hari bertualang mendulang KTP dan KK warga di desa Karang Gading. Mirisnya lagi, menurut sumber, sebelum oknum-oknum itu beraksi, rupanya telah diketahui oleh Kades Karang Gading inisial Bah.

Pun belum terkonfirmasi dengan Kades Bah, namun nyatanya pengakuan warga di sana bahwa mereka mengaku sebagai korban. Artinya, pihak kepala desa lebih dulu mengetahui ‘adanya permainan’ oknum-oknum tertentu itu dalam menjalankan aksinya. Apakah adanya rekomendasi dari Kades, sehingga oknum kepala dusun berani terlibat mengumpulkan warga setempat, sebagaimana alur info yang didapat PODIUM?

“Dari banyaknya warga Karang Gading yang telah menyerahkan datanya kepada oknum yang datang, bisa jadi bahwa Kepala Desa itu sudah mengetahui,” ujar sumber sembari menambahkan dari kasus tersebut kuat dugaan ada keterlibatan Kades Karang Gading berupa ‘pembiaran’ peran alias permainan lima oknum penjualan aplikasi DN.

Kata sumber itu, pihak oknum-oknum terduga penyalahgunaan data warga telah berada selama tiga hari di Desa Karang Gading. Tugasnya, ya itu tadi, meminta data warga berupa KTP dan KK, lepas itu mendapatkan uang Rp 50 ribu.

Diketahui, dari lima orang oknum yang datang ke Kecamatan Secanggang, dua di antaranya adalah wanita. Sedangkan tiga lainnya pria, dan seorang mengaku wartawan online berkantor di Medan. Sementara itu T Syaiful Anhar mantan Ketua Kord.Cabang Rumah KH Ma’ruf Amin (RKMA) Kabupaten Langkat meminta Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak agar mengambil sikap tegas dalam hal ini.

“Pengambilan data dari warga dengan berbagai alasan yang tidak jelas (apalagi dijual belikan- red) wajar diusut tuntas oleh pihak Polri mau pun instansi terkait,” tandasnya. (tim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here