Beranda DAERAH Demi Pendidikan Anak, Kaum Ibu Ini Rela Jadi Buruh Bongkar Muat Bata

Demi Pendidikan Anak, Kaum Ibu Ini Rela Jadi Buruh Bongkar Muat Bata

144
0


WAMPU (podiumindonesia.com)- Pada umumnya tukang muat bongkar batubata adalah kaum pria. Namun di Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, para ibu muda dan paruh baya di sana bekerja sebagai buruh bongkar muat batu bata.

Pekerjaan tersebut mereka tekuni di sela-sela waktu luang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Menurut Legiyem dan sejumlah buruh muat bongkar lainnya, pekerjaan itu dilakukan untuk menambah penghasilan keluarganya.

Di Desa Stabat Lama Barat terdapat beberapa kilang batubata, salah satunya milik Pak Trimo (60). Setiap hari ribuan batu bata dipasok dari kilangnya. Pemasaran batubata selain proyek perumahan, rumah pribadi dan gedung sekolah.

Terimo mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga sebagai buruh bongkar muat batu bata dikilangnya. Beliau memiliki beberapa mobil truk untuk mengantarkan pesanan batubata. Ibu-ibu berkelompok antara empat hingga lima orang antri menunggu truk yang akan mengangkut batubata.

Susunan bata pun cukup rapi lima buah melintang dan lima buah membujur. Setelah semua bata yang dipesan naik ibu-ibu inipun dengan lincah naik ke atas kendaraan duduk di atas batu bata tak beda dengan buruh muat bongkar laki-laki.

Parnik, salah seorang ibu rumah tangga mengaku menjadi buruh muat bongkar batubata sejak memasuki musim kemarau, suami mereka bekerja menjadi pencetak bata.

“Kalau tidak sedang mengirim bata ya kami juga bekerja sebagai pencetak bata membantu suami. Apa yang kami lakukan ini demi pendidikan anak-anak kami. Mereka harus lebih baik nasibnya dari kami,” ungkap Parnik.

“Cukuplah hanya kami saja yang menjadi buruh bongkar muat batubata. Anak-anak kami harus jadi sarjana,” harapnya. Beberapa ibu buruh bongkar muat itu anak mereka duduk di bangku SMU dan SMK.

Terimo mengirimkan bata ke sejumlah daerah, tidak hanya di wilayah Kecamatan Wampu, Stabat juga Kecamatan Hinai dan Secanggang. Upah muat bongkar bata merah tersebut Rp50.000 per 2000 bata. Uang sebesar itu dibagi empat atau lima orang.

Dalam sehari ibu-ibu yang mulai bekerja sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB mendapat upah sebesar Rp40.000 hingga Rp50.000 sehari. Upah sebesar itu belum dikurangi untuk makan dan minum saat berada di pekerjaan. (pi/rusdi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini