Home EKONOMI Dihantam Banjir, Jembatan Menuju Desa Lae Ambat Ambruk

Dihantam Banjir, Jembatan Menuju Desa Lae Ambat Ambruk

48
0

SIDIKALANG (podiumindonesia.com)- Banjir yang disebabkan hujan deras membuat jembatan di Desa Lae Ambat, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, ambruk.

Padahal proyek jembatan yang dibangun menggunakan anggaran Dana Desa itu baru selesai dikerjakan. Akibat ambruknya jembatan tersebut, mobil yang akan mengangkut hasil pertanian warga tidak bisa melintas. Agar bisa dilintasi kendaan roda dua dan pejalan kaki warga membuat jembatan darurat dari papan.

Menurut keterangan warga sekitar, jembatan yang baru selesai dibangun dengan panjang 10 meter dan lebar 4 meter itu ambruk pada, Senin (2/12/2019), usai dihantam banjir yang diakibatkan hujan deras. Tidak ada korban pada kejadian itu, karena saat jembatan ambruk tidak ada orang yang melintas.

“Karena mobil pick up dan truk tidak bisa melintas, warga terpaksa memikul dan menggunakan sepeda motor untuk mengangkut hasil panen, seperti kelapa sawit, jagung, kopi duruan dan lainnya dari ladang,” kata boru Sinaga.

Menurutnya, pembangunan jembatan tersebut awalnya untuk mempermudah transportasi warga menuju ke ladang, sekaligus mendongkrak perekonomian warga setempat. “Jembatan yang dibangun untuk menghubungkan jalan dari kawasan permukiman menuju areal pertanian,” ujar boru Sinaga.

Sementara itu, saat ditemui wartawan, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) proyek jembatan tersebut, Hasudungan Sirait menjelaskan, jembatan yang baru selesai dibangun pada, Sabtu (30/11/2019) lalu, ambruk akibat dihantam banjir. “Ambruknya jembatan terjadi, Senin (2/12/2019) sore, diakibatkan hujan deras yang terjadi sejak tengah hari, sehingga debit air yang membesar dan arus yang deras yang melewati jembatan menghantam jembtan yang baru selesai dikerjakan,” ucap Hasudungan kepada wartawan, Minggu (8/12/2019).

Disebutkan Hasudungan, proyek pembangunan jembatan tersebut sudah dimulai sejak tahun 2018. Pengerjaannya dianggarkan menggunakan Dana Desa dengan biaya senilai Rp 170 juta. “Tapi baru mulai dibangun, kerangka jembatan dihantam banjir hingga ambruk. Dana tahun lalu pun menjadi silpa dan digunakan untuk lanjutan pembangunan tahun 2019 ini. Namun baru selesai dikerjakan sudah ambruk lagi dihantam banjir,” sebutnya.

 

Ambruknya jembatan tersebut, menurut Hasudungan sudah mereka laporkan kepada Inspektorat Pemkab Dairi dan Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dairi. “Sudah kami laporkan ke Inspektorat dan BPBD, namun hingga saat ini mereka belum turun melakukan pengecekan. Seandainya pihak Inspektorat nantinya menilai, ambruknya jembatan karena kelalaian kami, kami akan bertanggungjawab. Tetapi kalau murni bencana alam, kami berharap pembangunan jembatan ditangani BPBD,” ungkapnya.

Pantauan wartawan, pada papan informasi proyek, tertera nilai proyek jembatan tersebut sebesar Rp110 juta lebih, dilaksanakan secara swakelola, dan waktu pelaksanaannya Juli – Desember 2019. (pi/gun)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here