STABAT (podiumindonesia.com)-
Majelis Ulama Indonesia bersama Aliansi Umat Muslim, Kabupaten Langkat menggelar aksi di tempat kejadian pembantaian Tengku Amir Hamzah beserta 26 keluarga Kesultanan Langkat Kuala Begumit, Sabtu (20/6/2020).
Turut dalam aksi dari berbagai organisasi kepemudaan umat Islam, di antaranya Majelis Mujahidin, Al Wasliyah, Kokam Muhammadiyah, BKPRMI Langkat yang dikomandoi Tengku Chandra Hardi.
Seperti diketahui Tengku Amir Hamzah difitnah, diculik, disekap, disiksa hingga nyawanya dihabisi di Kuala Begumit, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat pada peristiwa Maret berdarah 1946 oleh Partai Komunis Indonesia secara sadis, kejam, tak berprikemanusiaan serta tidak sesuai dengan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Bahkan PKI ingin menggantikan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan paham komunis yang tak sesuai dengan falsafah dan landasan negara yang merdeka sejak 1945.
Berdasarkan kesaksian warga masyarakat sekitar bahwa tempat kejadian ada ditemukan tiga sumur yang kini telah rata ditimbun tanah. Warga selaku saksi menunjukkan bekas sumur yang menjadi tempat sekaligus saksi bisu sejarah kekejaman PKI. Tiga sumur itulah yang salah satunya menjadi tempat peristirahatan terakhir Tengku Amir Hamzah yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Pusat setelah PKI berhasil ditumpas dan dibubarkan serta dinyatakan sebagai partai terlarang sejak tahun 1965.
Dalam kesempatan tersebut, Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah berharap agar Pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pusat bisa merealisasikan pembangunan monumen sejarah kebiadaban PKI di Bumi Langkat.
Tak hanya itu, Al Wasliyah Langkat juga menyatakan sikap tegas secara terbuka. “Kita tidak ada ditunggangi oleh pihak mana pun, ini murni inisiatif kita dari Aliansi Umat Islam yang ada di Langkat yang menginginkan agar peristiwa kekejaman PKI tidak terulang kembali dan menolak keras paham Komunis bisa hidup lagi di negara kita. Sebab kita tak ingin bangsa kita dikotori oleh paham komunis dan ateis,” ungkap Rauddin Purba selaku perwakilan dari Alwasliyah Langkat.
Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Langkat juga menyatakan sikap dan harapan yang sama meminta pemerintah untuk memperhatikan sejarah peringatan pembantaian PKI di Bumi Langkat ini agar generasi muda mengetahui tentang sejarah tersebut.
“Karena di beberapa tempat ditemukan tulang belulang dan kita tak ingin jejak tragedi ini hilang dan sirna tanpa bekas sehingga kami berharap agar pemerintah perlu membangun satu tugu peringatan di tempat kejadian yang memilukan itu agar peristiwa tersebut tidak terjadi lagi,” ujar Ahmad Mahfud selaku Ketua MUI Kabupaten Langkat.
“Dengan deraian air mata kita semua berharap agar PKI tidak dapat bangkit lagi di bumi Langkat ini,” pungkas Ketua MUI Langkat mengakhiri. (pi/rusdi)