
SIMALUNGUN (podiumindonesia.com)- Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Wakajati Sumut) Jacob Hendrik Pattipeilohy menyampaikan bahwa Kejaksaan itu jangan hanya muncul di second line. “Tapi kita harus menunjukkan peran kita dalam menyukseskan Pilkada Serentak 2020 di Sumatera Utara,” katanya saat kunjungan kerja dan inspeksi mendadak (Sidak) ke Kejari Simalungun, kemarin.
Kunker ini dalam rangka monitoring dan evaluasi (Monev) terkait persiapan Posko Pemantauan Pilkada Serentak 2020 di Kejari yang wilayah hukumnya menggelar Pilkada serentak di 23 kabupaten/kota di Sumut.
Tim monitoring dipimpin langsung oleh Wakajati Sumut Jacob Hendrik Pattipeilohy didampingi Asintel Dwi Setyo Budi Utomo, Koordinator Salman dan Kasi Penkum Sumanggar Siagian disambut Kajari Simalungun Gloria Sinuhaji serta para Kasi dan staf Kejari Simalungun.
Lebih lanjut Wakajati Sumut menyampaikan, bahwa dalam pelaksanaan Pilkada serentak ini, Kejaksaan harus memberi warna dan memiliki peran lebih dalam perjalanan mewujudkan demokrasi yang jujur, adil dan transparan.
Sementara itu Kejari Simalungun Gloria Sinuhaji menjelaskan, jumlah penduduk Kabupaten Simalungun 1.037.545 jiwa. Untuk jumlah DPT Simalungun adalah 636.303 jiwa, jumlah pemilih perempuan 320.741 jiwa, pemilih laki-laki 315.562 dan jumlah TPS 1992.
“Masyarakat yang tinggal di Simalungun sangat beragam dengan jumlah pasangan calon yang maju ada 4 pasangan, upaya-upaya yang kita lakukan dalam mengawal Pilkada adalah melakukan deteksi dini di lapangan,” tandasnya.
Pasangan calon yang maju adalah nomor urut 1 Radiapo Hasiholan Sinaga berpasangan dengan H.Zonni Waldy. Nomor urut 2 H.Hasym Muhajidin berpasangan dengan Tumpak Siregar, nomor urut 3 Wagner Damanik berpasangan dengan H.Abidinsyah Saragih, nomor urut 4 Anton Ahmad Saragih berpasanagn dengan Rospita Sitorus.
Sedangkan Kasi Intel Ratno Pasaribu didampingi Kasi Pidum Irvan Maulan dan Kasi Datun Fitriyani menyatakan presentasinya terkait persiapan masing-masing seksi dalam mengawal tahapan Pilkada sampai hari ‘H’ pemilihan 9 Desember 2020.
“Deteksi dini yang kita lakukan, sudah ada upaya-upaya calon tertentu dan pendukungnya untuk melakukan kecurangan. Misalnya, ada ASN tidak netral, money politic dan upaya lainnya,” kata Kasi Intel Ratno Pasaribu.
Asintel Kejatisu Dwi Setyo Budi Utomo menambahkan bahwa dalam tahapan Pilkada Simalungun berdasarkan data yang dierima sudah mulai ada tindak pidana dan riak-riak yang menghiasi tahapan sampai pada hari ‘H’ pencoblosan.
“Harapan kita, semua Kajari dan Kasi yang daerahnya melaksanakan Pilkada membuat laporan yang dilengkapi data akurat dan upaya-upaya lainnya,” kata mantan Kajari Medan ini.
Di akhir kunjungannya, Wakajti Sumut menyampaikan apa yang dipresentasikan masing-masing Kasi perlu dilanjutkan dan ditingkatkan. “Karena kemampuan untuk membaca situasi atau deteksi dini dan kemudian didukung deteksi aksi akan menjadi sebuah kekuatan dan warna kita dalam mengawal Pilkada serentak 2020,” pungkasnya. (pi/win/ril)