Deliserdang (podiumindonesia.com)- Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi mengaku marah saat mendengar Kopi Lintong dan Mandailing diklaim berasal dari Thailand. Hal itu disampaikannya di hadapan peserta dan masyarakat yang hadir pada Seminar Keragaman Jenis Kopi, di Taman Siba Indah, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, kemarin.
Edy pun menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Italia pada masa lalu, Gubsu mengaku melihat dan mencicipi satu loki kopi dengan harga yang cukup mahal. Mengetahui itu, ia pun merasa bangga nama Kopi Mandailing dan Lintong ada dan dijual di negara tersebut. Apalagi, keduanya berasal dari Sumatra Utara.
“Saya sempat bangga karena ternyata kopi kita terkenal. Tetapi pas saya tanya, mereka (orang Italia) bilang kopinya dari Thailand. Saya jadi bingung, apa ada Mandailing di Thailand?” sebut Gubsu.
Akhirnya, pertanyaan yang membuatnya sedikit marah itu terjawab dengan informasi bahwa hingga 1998 kopi asal Sumut itu masih diekspor langsung dari Indonesia. Namun setelahnya, mulai terjadi pencampuran, yang kemudian diterima terlebih dahulu di Thailand, baru dikirim ke Italia. Hal ini yang kemudian membuatnya kecewa dan marah.
“Intinya yang mau saya sampaikan adalah, mari kita jujur. Ini seperti persoalan akal mengakali. Karena sekarang yang mendapat keuntungan itu orang luar (asing). Jadi saya titip, tolong yang ini dibahas dalam seminar seperti ini,” jelas Edy.
Dirinya pun menyebutkan, kegiatan seminar merupakan satu hal penting yang perlu dilakukan. Namun yang tidak kalah penting menurutnya adalah bagaimana mengedepankan aksi seperti menggalakkan promosi kopi, serta produksi hingga menjaga nama agar tidak dibajak oleh negara lain.
“Jadi kopi kita ini (asal Sumut) bukan soal enak tidak enak, tetapi sudah kelas dunia. Yang bikin kurang itu, ya kita sendiri. Mari manfaatkan sekarang, ajari kami untuk bisa memperbaiki. Persoalan kita bukan kurang seminar, tetapi mental kita yang harus baik. Jadi saya mau aksi, kita galakkan ini,” tegasnya.
Selain itu, Gubsu juga mengatakan kondisi warung kopi di beberapa tempat yang menyediakan kopi asal Sumut selalu ramai diminati masyarakat. Karena itu dirinya meminta agar masyarakat mendapatkan manfaat dari besarnya nama kopi yang ditanam di beberapa tempat di Sumut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumut, Wan Hidayati mengungkapkan pentingya menjadikan komoditi kopi sebagai satu promosi untuk meningkatkan wisata, khususnya agrowisata. Apalagi, katanya, selain dataran tinggi, kawasan pantai timur juga berpotensi menjadi tujuan wisata sekaligus memperkenalkan beragam jenis kopi olahan.
Seminar dihadiri tokoh masyarakat, Syarifuddin Siba yang juga owner Taman Siba Indah. Selain itu, Gubernur juga sempat mengunjungi stand pameran berbagai jenis olahan kopi dari sejumlah UKM. (PI/MBC)