MEDAN (podiumindonesia.com)- PROVINSI Sumatera Utara (Sumut) masuk empat besar lumbung suara di Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Tak salah jika dua kontestan ini bakal habis-habis bertarung. Lewat tim sukses (TS) Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi, dipastikan berlomba memikat 9.426.220 pemilih.
Tiga lumbung suara lainnya yang sangat berpengaruh di antaranya Jawa Barat dengan total 32.636.846 pemilih. Disusul Jawa Timur yang sebanyak 30.554.761 pemilih kemudian Jawa Tengah jumlah 27.430.269 pemilih.
Drama sembilan partai pendukung melawan lima partai terjadi usai pendaftaran para kandidat di KPU Pusat. Ya, begitulah yang tampak. Adalah Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendapatkan dukungan dari PDIP, PPP, PKB, Golkar, Nasdem, PSI, Perindo, PKPI serta Hanura. Sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno hanya didukung Gerindra, PKS, PAN, Demokrat dan PBB.
Malahan, sebelum tanggal pencoblosan 17 April 2019, dua kandidat ini saling klaim menang di sejumlah daerah. Mulai ‘perang’ di media sosial, media massa, jargon hingga tim sukses (TS) menjadi sajian setiap harinya.
Terlepas dari singgung menyinggung, pastinya Sumut prioritas untuk mendongkrak suara. Tahun 2014 lalu jumlah DPT Sumut sekitar 6.326.349 pemilih. Dan, lima tahun (2019-red)berselang ada peningkatan sebanyak 3 juta lebih pemilih.
Komisioner KPU Sumut, Nazir Salim Manik menjelaskan, DPT itu terdiri dari 4.667.956 laki-laki dan 4.758.264 perempuan. Jumlah itu tersebar di 33 kabupaten/kota, 444 kecamatan, 6.110 desa/kelurahan dan 41.992 Tempat Pemungutan Suara (TPS) se-Sumut.
Jika dibandingkan dengan DPT Pilgub Sumut 2018, terdapat peningkatan 374.833 pemilih. Pada DPT Pilgub Sumut 2018, jumlah pemilih sebanyak 9.051.387 jiwa.
Peningkatan ini terjadi karena masuknya pemilih pemula, yakni anak-anak yang baru beranjak berusia 18 tahun ke atas atau aparat TNI/Polri yang sudah pensiun per Agustus 2018.
“Kita berharap agar partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 juga dapat meningkat lebih baik dibandingkan perhelatan Pilgub Sumut 2018 lalu,” harap Nazir.
Sekarang saja dua kontestan masing-masing telah ‘menjual’ para tim suksesnya. Seperti terlihat di Sumut. Jokowi-Ma’ruf mengemas tim sukses terdiri dari mantan pejabat Provsu dan Medan. Adalah H Syamsul Arifin, Abdillah, HT Erry Nuradi dan RE Nainggolan.
Walau tak lagi berperan di pemerintahan, namun nama-nama tercantum di atas masih punya massa. Ya, begitulah seolah banyak dikatakan khalayak. Keaktifan mereka di depan kamera dan muncul di media massa juga kerap terpampang. Meski katanya, sebagian nama itu toh masih melekat diingatan terkait soal kasus korupsinya.
Hanya saja, atas dasar kepentingan, massa serta ketokohan, mereka masih disegani. Bahkan, seperti H Syamsul Arifin, punya kans besar saat berada di kursi nomor satu Kabupaten Langkat. Selama dua periode (di Langkat) dan setengah periode memerintah di Pemprov Sumut, H Syamsul Arifin dinilai punya simpatisan.
Bagaimana dengan Abdillah? Tak jauh beda dengan H Syamsul Arifin, Abdillah juga dikenal loyal saat memimpin Kota Medan. Di tangannya pula segala duit ‘bertaburan’, termasuk di dalamnya gaji bagi bilal mayit dan lainnya. Bahkan tak segan (saat itu) Abdillah memberangkatkan bilal mayit ke tanah suci.
Otomatis sekalangan menganggap bahwa peran Abdillah ketika menjadi orang nomor satu di Pemko Medan begitu mengangkat harkat serta martabat bilal mayit yang dulunya dikesampingkan. Abdillah pun, bisa jadi mampu mengumpul massa di Kota Medan untuk gawean pemilu mendatang.
Sedangkan RE Nainggolan bekas Sekda Provinsi Sumut. Pernah bertarung di Pilgubsu 2013, bahkan diklaim memiliki massa di Siantar dan Simalungun. RE Nainggolan dikenal dekat masyarakat Tapanuli.
Halnya HT Erry Nuradi, bisa dianggap sebagai perpanjangan tangan warga yang bermukim di pantai barat Sumut. Pasalnya, Erry yang merupakan mantan Gubernur Sumut, tetap memberikan perhatian khusus di Kabupaten Sergai dan wilayah seputarannya. Sekarang ini kemunculan nama empat tokoh tersebut menyatu di dalam tim sukses plus Tim Kampanye Nasional (TKN) calon presiden Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.
Melihat dari sepak terjang mereka di kancah politik, Erick Thohir yang menjadi Tim Ketua TKN tak segan membubuhkan tanda tangan sebagaimana tertuang lewat surat keputusan No 018/KPTS/TKN-JKWMA/IX/2018.
Seperti dilansir salah satu situs, ada tiga Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin tingkat Sumut, yakni Ahmad Doli Kurnia Tanjung (Plt Ketua DPD Golkar Sumut). Japorman Saragih (Ketua DPD PDIP Sumut) dan Tengku Erry Nuradi (Ketua DPW Partai Nasdem Sumut).
Sedang Syamsul Arifin, Abdillah, Hardi Mulyono dan RE Nainggolan juga masuk ke dalam struktur timses sebagai Dewan Pengarah.
Dari sekian banyak nama tim kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin tingkat Provinsi Sumut, terselip nama Direktur Utama PT Dhirga Surya, Agus Marwan.
Direksi salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprovsu itu dipercaya menjadi Direktur Relawan. Di posisi itu Agus akan dibantu 13 wakil direktur, yakni Sahat Simatupang, Penyebar Nakhe, Abdul Manaf, Sofyan Simbolon, Ade Darmawan, Inda Dameria Tobing, Suwandi Siregar, Ismail Marzuki, Budi Feryansah, Martono, Wahyu Wahab, Aslam Mauluddin Raziq, dan Dalinafao Hia.
Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin tingkat Provinsi Sumut, Sutriono Pangaribuan membenarkan bahwa Dirut PT Dirgantara Surya masuk ke dalam struktur tim kampanye. “Ya, masuk Timses,” ujarnya.
Mengulas sejumlah nama tenar di Sumut gabung ke tim sukses Jokowi-Ma’ruf, mampukan Probowo-Sandi menandingi keempat nama tersebut di atas? Sebagaiman diketahui, tak banyak tergambar masalah ketokohan yang tergabung dalam tim kampanye Prabowo-Sandi khususnya di Sumut.
Diketahui, untuk Medan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan, Bobby O Zulkarnain yang diberikan amanah dan tanggung jawab atas posisi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Sandi di Kota Medan.
Menurut Bobby, dia optimis Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang diusung oleh Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN akan berhasil meraup suara singnifikan di Kota Medan.
“Target 65% suara untuk Prabowo-Sandi,” ujarnya. Distruktur Tim Kampanye, Bobby akan dibantu oleh Agam Ginting (Sekretaris DPD PAN Medan) sebagai Sekretaris Tim Kampanye dan Tjiu Cing Hui (Awi) sebagai bendahara tim pemenangan.
“Isu yang akan diangkat adalah isu ekonomi, kesulitan emak-emak dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga karena harga bahan pokok yang terus naik,” jelasnya.
Selain itu, Bobby juga menyebut Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 akan didukung oleh kaum buruh, petani dan nelayan. Sementara itu, Minggu (30/9), ulama muda di Jawa Barat yang tergabung dalam Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) Jawa Barat mendeklarasikan dukungan politiknya untuk Calon Presiden-Wakil Presiden Joko Widodo-Ma’ruf.
Koordinator Samawi Jabar KH Ibnoe Athoillah Yusuf menyatakan saat ini ada sekitar 2 juta ulama muda di Jabar. Pihaknya memilih Jokowi karena ia menunjukkan kerja nyata. Jokowi dinilai mampu menerjemahkan amanah para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia. Jokowi juga dinilai memiliki komitmen kuat untuk membangun bangsa, serta bekerja nyata untuk membangun bangsa dan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
Di hari yang sama, Tim Alpha yang dipimpin Ketua Nasional Rieke Diah Pitaloka dengan beranggotakan para pekerja migran di Hongkong juga memberikan dukungan Jokowi-Maruf Amin.
Dijelaskan, hingga saat ini telah dua wilayah di luar negeri Hongkong dan Macau, memastikan para pekerja migran memberi dukungan ke Jokowi untuk dua periode.
Begitu juga halnya dukungan dinyatakan Komunitas Batak Bersatu yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Mereka menyuarakan satu suara untuk Jokowi-Ma’ruf Amin.
Salah satu tokoh Batak, yang juga merupakan politisi PDIP, Maruarar Sirait, mengatakan kehadiran Erick dan ribuan masyarakat Batak, menunjukkan kecintaannya kepada sosok Jokowi.
“Ini sungguh luar biasa. Jokowi begitu mencintai Indonesia, mencintai dan tidak membeda-bedakan. Dia tidak hanya membangun pulau Jawa, dia membangun Papua, Kalimantan, dan kampung kita, tanah Batak. Jadi bagaimana ribuan orang Batak hadir dan menunjukkan cinta dan dukungannya,” ucap Maruarar di Gedung Mulia.
Lebih menghebohkan lagi dukungan dari keluarga besar presiden RI ke-4 yakni almarhum Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur. Deklarasi dukungan dibacakan putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, di Rumah Pergerakan Politik Gus Dur, Jalan Kalibata Timur I No 12, Kalibata, Jakarta Selatan.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa ibunya, Sinta Nuriyah Wahid, akan bersikap netral pada Pilpres 2019. “Keluarga Gus Dur saya wakili sikap politiknya. Sikap politik sudah diamanatkan kepada saya,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Jabar Dedi Mulyadi mengklaim 22 kepala daerah di Jawa Barat siap memenangkan Jokowi-Ma’ruf. Kini ia tengah membidik Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana agar berada di kubu yang sama.
“Ada 22 kepala daerah di Jabar yang menyatakan dukungan untuk Pak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin di Pilpres nanti. Dukungan ini secara pribadi, bukan secara kelembagaan sebagai bupati atau wali kota atau wakil,” kata Dedi di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Kota Bandung.
Dedi yakin pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin bisa merebut kemenangan di Jawa Barat. Apalagi sekarang Golkar menjadi bagian yang ikut mengusung Jokowi di Pilpres mendatang.
“Dulu Jokowi bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. Dengan dukungan struktur yang rendah. Sekarang dukungan struktur tinggi dan Jokowi sudah menunjukan kinerjanya untuk Jabar,” tandasnya. (PI/NT)







