JAKARTA (podiumindonesia.com)- Keputusan Joko Widodo memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden yang mendampinginya dalam kontestasi Pilpres 2019 didasarkan pada asumsi yang keliru.
Jokowi tampaknya termakan oleh narasi yang dikembangkan bahwa dirinya tidak punya hubungan yang baik dengan kalangan pemilih Muslim. Padahal, dalam berbagai survei terlihat jelas mayoritas pemilik suara yang akan memilih Jokowi adalah umat Muslim.
Demikian disampaikan Pemimpin Redaksi Tempo, Arif Zulkifli dalam dialog bertema “Menengok ke Belakang dan Menatap ke Depan Tahun Politik” di CNN Indonesia, akhir Desember kemarin.
Selain Arif, dialog yang dipandu Budi Adiputro itu juga menampilkan Pemimpin Umum RMOL Network Teguh Santosa, Wakil Pemimpin Redaksi Detik.com Elvan Dany Sutrisno, dan Kepala Peliputan CNN Indonesia Revolusi Riza.
“Saya harus katakan bahwa sisi kubu Pak Jokowi menjalankan politiknya dengan mengambil asumsi yang salah. Asumsi yang salah itu ialah, meyakini bahwa dia tidak disukai oleh pemilih Muslim. Narasi ini dibangun terus semenjak 212 (tahun 2016),” ujar Arif Zulkifli.
Di bulan November, media yang dipimpin Arif menurunkan satu tulisan yang didasarkan pada survei dari berbagai pollster yang sama sekali tidak mengaitkan Jokowi dengan sikap anti-Islam.
“Persepsi orang tentang Pak Jokowi itu baik, pekerja keras. Tidak pernah ada yang misalnya, anti-Islam,” kata dia lagi sambil menambahkan bahwa masih menurut survei 90 persen pemilih Jokowi adalah umat Muslim.
Dia juga mengatakan, di sisi lain Prabowo mengambil Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden karena sadar isu yang paling penting adalah isu ekonomi dan isu kebutuhan logistik. (PI/RMOL)