SIDIKALANG (podiumindonesia.com)- Jalan kabupaten menuju Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi kondisinya sangat memprihatinkan.
Akses jalan satu-satunya menuju desa itu sudah hampir 6 bulan dibiarkan amblas dan tak kunjung dilakukan perbaikan hingga sekarang.
Kepala Dusun Huta Lama, Mayten Pakpahan kepada wartawan, Rabu (15/5/2019) menjelaskan, sedikitnya ada tiga titik badan jalan amblas dan satu titik
kondisinya membahayakan. Sehingga harus dibuat jembatan kayu dari batang kelapa, agar bisa dilalui kendaraan.
“Karena tidak kunjung dilakukan perbaikan oleh Pemkab Dairi, warga secara swadaya membuat jembatan dari kayu batang kelapa di lokasi jalan yang amblas dan putus,” kata Mayten.
Disebutkannya, badan jalan yang amblas terjadi pada Desember 2018 lalu. Saat itu curah hujan sangat tinggi, sehingga air hujan menggerus badan jalan hingga amlas dan longsor.
“Badan jalan yang amblas itu bersamaan dengan terjadinya banjir bandang di Desa Bongkaras, Kecamatan Silima Pungga-pungga,” sebutnya.
Menurut Mayten, badan jalan yang amblas dan putus merupakan jalan satu-satunya akses menuju Desa Pandiangan. Sehingga sangat mengganggu perekonomian warga setempat terutama dalam mengangkut hasil pertanian yang akan dijual keluar daerah.
“Selain itu, pengurusan administrasi kependudukan ke kecamatan bagi warga yang membutuhkan juga terganggu, karena bila kondisi cuaca hujan seperti sekarang ini kondisi jalan licin dan kami takut melintas,” ungkap Mayten.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, kendaraan bertonase berat tidak diizinkan melintas dari jalan tersebut. Karena dikawatirkan jembatan yang terbuat dari batang kayu tersebut tidak tahan.
Jembatan itu sangat darurat dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat. “Kami warga desa disini berharap Pemkab Dairi melalui dinas terkait dapat segera melakukan perbaikan segera. Sehingga akses jalan menuju desa kami bisa kembali lancar,” bilangnya.(pi/gun)
