SECANGGANG (podiumindonesia.com)- Kemarin, Kamis (23/01/2020) tiga sekawan T Syaiful Anhar, Herman Mtd, dan Rusdi Muhammad menjenguk sahabat sejati mereka H Jabarsyah di kediamannya Jalan Masjid Desa Secanggang.
Abah Jabarsyah saat ini menghabiskan waktunya berbaring lemah akibat penyakit’ diabetes dan asam urat yang dideritanya. H Jabarsyah menyambut kedatangan para sahabat dengan wajah cerah. “Dua hari yang lalu H Imran Mukhtar datang ke mari,” ujarnya. Kedatangan H Imran Mukhtar, caleg PKB DPR RI bersama H Nailul Amali juga sering menjenguknya sambil berdiskusi lintas masalah.
Pada pertemuan tersebut, T Syaiful Anhar menyebut etnis Melayu Langkat kehilangan tokoh pemersatu. Abah Jabarsyah mengamini pendapat abangda T Syaiful Anhar. Obrolan akhirnya terus mengalir. Abah H Jabarsyah melanjutkan, selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk merpersatukan puak Melayu di Langkat melalui organisasi kemasyarakatan. Akhir Desember 2012 silam misalnya, di rumah makan Singgasana Dua Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Perdamaian, Stabat berkumpul tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat dari 23 kecamatan se-Kabupaten Langkat.
Hadir Hery Fadli Rahman Sabor Zam’ an Awaluddin dan tokoh-tokoh masyarakat Langkat lainnya. Tampak juga pada pertemuan tersebut T Indra Bungsu, anak keturunan Sutan Musa, Fakhrul Rozi anggota DPRD Sumut fraksi PDIP, Wakil Ketua DPRD Langkat Drs H Abdul Khair MM, T Daniel Mozart, cucu Sultan Musa. Dalam pertemuan itu secara aklamasi terpilih H Jabarsyah sebagai Ketum Mahal Sekjen Zam’ an Syahputra Bendahara Awaluddin. Seminggu kemudian, Kamis 24 Januari 2013 di rumah kediaman T Indra Bungsu dinobatkan sebagai pemangku adat kesultanan Langkat oleh zuriat anak keturunan Sultan Musa.
Penobatan T Indra Bungsu sebagai Sultan Langkat dengan melibatkan Masyarakat Hukum Adat Langkat (Mahal). Namun Ormas Mahal dan T Indra Bungsu sebagai pemangku kesultanan Langkat semula diharapkan mempersatukan puak Melayu di Langkat akhirnya bubar sebelum dapat berbuat banyak. Cerita bang Ipol waktu itu menjabat Bendahara Mahal memyataka waktu itu ada kesepakatan dengan DPRD Langkat dan Pemkab Langkat uang pemulangan dari mantan Bupati Langkat H Syamsul Arifin SE ke kas Pemkab Langkat dapat digunakan untuk membangun replika Istana Sultan Langkat.
DPRD dan Bupati Langkat waktu itu sudah setuju. Tapi rencana itu tidak kesampaian karena sesuatu dan lain hal. Ketika ditanya apa masalahnya, bang Ipol hanya menggelengkan kepalanl sambil memandang wajah H Jabarsyah. “Biarlah pecah di perut asalkan jangan pecah di mulut,” tandas bang Ipol. (pi/rusdi)