Beranda OPINI Menohok Jelang Ramadhan (Oleh: T Syaiful Anhar)

Menohok Jelang Ramadhan (Oleh: T Syaiful Anhar)

143
0

SEJAK Minggu, 13 Mei hingga Senin, kisah jelang datangnya bulan suci itu jadi perbincangan. Ya, terutama ledakan bom di Surabaya. Bahkan, sampai hari ini, Rabu, 16 Mei, cerita menohok sehari sebelum Ramadhan masih juga menyeruak.

Lagi-lagi mengenai tertangkapnya puluhan pelaku teror. Katanya, sih…masih menyangkut ledakan bom di Kota Buaya itu. Teranyar, ada 7 terduga tertangkap di Kota Tanjungbalai, Sumut. Dua orang ditembak, lima lainnya diringkus. Bahkan satu di antaranya seorang wanita.

Tersisih isu #2019gantipresiden, pemerintah, Polri, TNI, alim ulama dan pemuka umat kristiani mengutuk aksi bunuh diri. Tak hanya menghujat suami-istri, tapi juga membawa serta anak mereka untuk merusak kerukunan beragama di negeri ini.

Begitulah yang dibaca penulis di media terbitan Sumut sejak empat hari belakangan ini. Bincang lebih ‘hot’ lagi dan menjadi viral adalah sindiran Presiden Jokowi terhadap kebijakan masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.

Ini terkait subsidi BBM yang diterapkan SBY bersama ‘anak’ mainnya waktu menjabat menteri. Apa kata SBY mengenai sindiran Jokowi? Wow….rupanya SBY santai saja menyahuti sindiran itu.

SBY cuma minta mantan menterinya bersabar, begitu juga dengan masyarakat Indonesia. Malahan SBY berharap semuanya bersatu. Atau kah ini sinyal mengalahkan Jokowi 2019? Atau emosi SBY tertahan karena sebentar lagi Ramadhan! Entahlah. Namun yang pasti, penulis melihat bahwa sindiran tersebut kurang layak dibilang oleh Jokowi.

Toh nyatanya, mesti subsidi BBM dicabut, belum tampak ke mana arah duit-duit subsidi itu diperuntukkan. Kalau memang uang subsidi dicabut dan dipergunakan demi membayara utang, mungkin masih bisa ditoterir. Tapi apa kenyataannya? Tak ada yang mampu menjawab.

Sekarang, menohok lagi memasuki detik-detik Ramadhan yang jatuh Kamis, 17 Mei, itu adalah kenaikan bahan pokok. Menjerit…., kata masyarakat. Pedagang sendiri bilang “lelahlah”. Apa pasal? Sebab dengan naiknya harga sembako terjadi penurunan penghasilan.

Kebijakan pemerintah terutama Pemprovsu yang bilang tak ada kenaikan harga sembako, lagi-lagi belum bisa dibuktikan. Karena di pasaran sendiri terjadi kenaikan bahan pokok sampai 30 persen.

Menilik dari kejadian meohok jelang Ramadhan, pastinya penulis berharap seluruh umat muslim yang melaksanak puasa tak perlu takut. Artinya, jangan takut tak makan makanan enak di Ramadhan pertama, tak perlu ragu menjalankan ibadah puasa dan jangan cemas karena lauk yang seadanya. “Semuanya berpulang dari hati”. Selamat menjalankan ibadah puasa. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini