LANGKAT (podiumindonesia.com)- Jadi penonton di tanah kelahiran. Apalagi itu di tanah leluhur sendiri “bukan keinginan dari anak serta keturunan Sultan Langkat”. Kata-kata itu terlontar dari mulut Almarhum Haji Jabarsyah YR ketika berkumpulnya puluhan zuriat keturunan Sultan Langkat di kediaman HT Indra Bungsu di Binjai pada 2012 lalu.
Pertemuan yang penuh keakraban antara sanak Sultan Musa, Sultan Azis dan Sultan Mahmud itu “akhirnya menyepakati” Tengku Indra Bungsu menjadi Sultan Langkat.
“Walau pun gelar Sultan yang dijabat Haji T Indra Bungsu terbilang sangat singkat, tapi beliau tidak pernah melupakan andil Alm H Jabarsyah dalam perjalanan hidupnya” menjadi Sultan di tanah leluhurnya.
Pernyataan itu sengaja diungkapkan T Syaiful Anhar selaku sahabat Almahum pada awak media di kediamannya di Dusun Tanah Tinggi, Desa Secanggang, Sabtu (22/7/2023).
Penghargaan diberikan Alm HT Indra Bungsu pada Alm H Jabarsyah layak untuk ditiru oleh Gubsu Edy Rahmayadi serta Djohar Arifin selaku tokoh Melayu yang saat ini sedang berkuasa (punya jabatan -red).
Melakukan ziarah ke Alm H Djabarsyah YR di Secanggang sangat diperlukan, karena jalan menuju ke sana saat ini sedang “rusak” mungkin kedatangan Edy Rahmayadi dan H Djohar Arifin bisa membuat jalan menjadi mulus.
Gagasan H Jabarsyah “pencetus deklarasi” dari Paluh Mutiara Desa Secanggang untuk H Edy Rahmayadi maju menjadi bacalongubsu dan berhasil menikmati jabatan Gubernur Sumut “perlu untuk diingat”. Percayalah, masyarakat khususnya etnis Melayu tidak akan pernah “lupa orang yang berjasa dan menghargainya”.
Pilpres, Pileg dan Pilkada sudah dekat “jangan sampai melupakan sejarah” dari Paluh Mutiara jangan pula lupa menyinggahi “Rumah Kedatukan Secanggang” yang kini tanahnya ada masalah. “Kalau sempat singgahi juga lokasi tanah adat di Desa Secanggang yang luasnya ratusan hektar tersebut,” ujar Syaiful. (tsunami)