SEOUL (podiumindonesia.com)– Seorang pembelot dari Korea Utara (Korut) mengungkap informasi rahasia dan sensitif mengenai kelakuan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dalam sebuah wawancara dengan media Inggris.
Perempuan yang disebut dengan nama Hee Yeon Lim itu mengklaim bahwa Kim Jong-un telah menculik paksa para siswi cantik di Pyongyang dan menjadikan mereka sebagai budak seks dan bagaimana diktator itu melakukan eksekusi terhadap orang-orang yang tidak dia sukai.
Kepada Mirror, Hee menceritakan saat-saat dia melihat teman sekelasnya diseret menjadi budak seks oleh Kim. Menurut Hee, Kim memilih perempuan-perempuan cantik yang memiliki kaki lurus untuk menjadi budaknya.
“Beberapa pejabat datang ke sekolah kami dan memilih gadis-gadis remaja untuk bekerja di salah satu ‘ratusan’ rumah di sekitar Pyongyang. Mereka mengambil yang tercantik dan memastikan mereka memiliki kaki yang lurus dan lurus,” kata Hee sebagaimana dikutip dari Mirror, Rabu (20/9/2017).
“Mereka belajar menyajikan hidangan seperti kaviar dan makanan-makanan yang sangat langka. Mereka juga diajarkan cara memijatnya dan mereka menjadi budak seks. Mereka harus tidur dengannya dan tidak boleh membuat kesalahan atau membantah karena mereka bisa dengan mudah menghilang begitu saja,” tambahnya.
Perempuan berusia 26 tahun itu juga menceritakan bagaimana mengerikannya kehidupan di Pyongyang di bawah kekuasaan Kim Jong-un. Hee mengatakan bahwa dirinya dan sekira 10 ribu orang lainnya pernah dipaksa menyaksikan eksekusi 11 musisi Korut yang dituduh membuat video porno.
“Para musisi itu dibawa keluar, diikat, dengan kepala tertutup dan mulut disumpal, sehingga mereka tidak dapat bersuara, tidak meminta belas kasihan atau bahkan menjerit. Ada sekira 10.000 orang yang diperintahkan untuk menonton hari itu dan saya berdiri sekira 60 meter dari korban,” kenangnya.
Meski berasal dari keluarga yang terpandang di Korut, Hee akhirnya memutuskan untuk melarikan diri menuju ke Korea Selatan (Korsel) bersama dengan ibu dan adiknya laki-lakinya. Keputusan itu diambil pada 2015 setelah ayahnya, Kolonel Wui Yeon Lim meninggal dunia.
Hee mengatakan, dia telah mengganti namanya karena alasan keamanan dan ketakutan akan apa yang dia lihat di Pyongyang. Menurutnya, ketakutan rakyat Korut terhadap kekejaman Kim Jong-un juga yang membuat mereka memberikan dukungan.
“Semua orang di Pyongyang secara terbuka mendukung Kim Jong-un karena mereka akan terbunuh jika tidak melakukannya. Bahkan lingkaran dalamnya,” pungkas Hee. (trb/int)