KARO (podiumindonesia.com)- Erupsi cukup besar yang dikeluarkan Gunung Sinabung pada Minggu (9/6/2019) kemarin mengakibatkan rusaknya lahan pertanian di tiga kecamatan di Kabupaten Karo. Namun kerusakan itu tidak menyebabkan gagal panen.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Martin Sitepu menjelaskan tiga kecamatan yang lahan pertaniannya rusak itu yakni Kecamatan Payung, Kecamatan Namanteran dan Kecamatan Kutabuluh.
“Lebih dari 70% lahan pertanian di sana mengalami kerusakan karena terpapar abu,” sebutnya, kemarin.
Abu yang memapar lahan pertanian cukup tebal. Mengingat erupsi dan sebaran abu yang cukup luas. Tiga kecamatan ini lanjutnya, berada pada radius 5 km hingga 10 km ke arah tenggara dari puncak gunung. Arah angin membuat sebaran abu cenderung terpapar di beberapa wilayah di sana.
“Ada rusak tapi tidak gagal panen. Ada sebagian kecil yang berpotensi gagal panen, tapi yang paling banyak adalah penurunan produktifitas,” ungkapnya.
Hingga kini pihaknya belum bisa memberi angka pasti kerusakan lahan pertanian di sana. Selain tiga kecamatan itu, ada beberapa desa yang juga terpapar abu namun masih tipis.
Desa-desa itu berada pada radius lebih dari 10 km ke arah tenggara dan timur laut. Pemkab Karo masih melakukan pendataan terhadap kerusakan pada lahan pertanian. Pemkab juga masih melakukan peninjauan kondisi daerah yang terpapar abu vulkanik.
“Belum ada laporan mengenai korban atau kerugian,” kata Kabid Darurat dan Logistik BPBD Karo Natanail Parangin-angin.
Selain itu pasca erupsi kemarin, Sinabung masih menunjukkan aktifitasnya. Informasi yang dihimpun hari ini, Sinabung masih mengeluarkan material asap putih tebal dari area sekitaran puncak.
Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung Armen Putra mengatakan, asap putih yang terpantau setinggi 500 mete dari puncak. “Asap putih mengarah ke arah sektor Timur karena mengikuti arah angin. Begitu juga untuk kegempaan dari tremor masih terlihat relatif tenang dari kemarin,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan, erupsi setinggi 7 kilometer kemarin menjadi yang tertinggi sejak awal 2019. Pihak pemantau pun mengatakan jika Sinabung masih berpotensi mengalami erupsi susulan. (pi/mtc)