Beranda OPINI PKB Tanpa Rhoma Irama Di Pileg 2019 Dapatkah Mempertahankan Peringkatnya? (OLEH: RUSDI...

PKB Tanpa Rhoma Irama Di Pileg 2019 Dapatkah Mempertahankan Peringkatnya? (OLEH: RUSDI MUHAMMAD)

196
0

PEROLEHAN suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) naik cukup signifikan pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 silam. Kenaikan suara PKB itu tak lepas dari sosok Rhoma Irama yang digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) dari PKB waktu itu. Rhoma bersama Sonata Group-nya tampil menggoyang Indonesia dari Aceh hingga Papua. Tapi akhirnya Rhoma ditinggalkan. Terlalu !!!!

Popularitas Rhoma Irama telah membuat PKB menduduki peringkat 5 besar partai peserta pemilu 2014. Suara itu naik sekitar 91% bila dibandingkan pada Pemilu 2009 lalu yang hanya mendapatkan suara nasional sebesar 4,9%. Kehadiran Rhoma Irama Sampai-sampai kepanjangan PKB dipelesetkan menjadi Partai Kesatri Bergitar.

Rhoma Irama yang sempat menjadi ikon PKB selama masa kampenye Pileg ini meninggalkan partai tersebut karena Rhoma effect cenderung tidak diakui. Hal itu mengecewakan para pendukung Rhoma yang tergabung dalam Forum Ulama dan Habaib (Fuhab), Forum Silaturrahmi Ta’mir Masjid dan Musholla Indonesia (Fahmi Tamami), Fans of Rhoma and Soneta (Forsa). Karena mereka sudah bekerja keras mengkampanyekan PKB tanpa mendapatkan imbalan.

Karena itu pula, Rhoma 2014 silam tidak mendukung Jokowi. Bahkan dia sudah memerintahkan kepada penggemarnya untuk tidak memberikan suara kepada Gubernur DKI Jakarta tersebut. Alasan Rhoma “Karena Jokowi melanggar janji dan sumpahnya yang atas nama Allah akan melaksanakan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun. Itu sangat prinsip, yaitu melanggar sumpah kepada Tuhan ingkar janji kepada rakyat,” demikian Bang Haji Rhoma, begitu pedangdut dan muballigh ini sering disapa.

Raja Dangdut Rhoma Irama punya perjalanan panjang dalam karier politiknya. Kini sang ‘Kesatria Bergitar’ itu bergabung di Partai Amanat Nasional (PAN).

Rhoma Irama sebelumnya merupakan Ketua Umum Partai Islam, Damai, Aman (Idaman). Setelah partainya tak lolos untuk jadi peserta Pemilu 2019, kini dia membawa kendaraan politiknya itu untuk ‘diakuisisi’ PAN

Pada tahun 1977, Rhoma jadi juru kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), meski hanya sebagai simpatisan. Pada tahun itu, suara PPP di Jakarta bisa mengalahkan Golongan Karya (Golkar) yang merupakan penguasa Orde Baru.

Setelah Rhoma Irama tidak lagi bersama PKB dapatkah PKB meningkatkan jumlah kursinya di Senayan? sebuah pertanyaan jawabannya nanti setelah 17 April mendatang.

Capaian PKB 2014 di DPR RI lalu membuat partai ini di Langkat merekrut beberapa politisi kawakan. Untuk di DPRD Langkat ada H Nailul Amali, mantan politisi PPP, di DPRD Propinsi ada Drs H Amdul Khair MM mantan Politisi PBB 2 periode duduk di DPRD Langkat, wakil ketua DPRD Langkat masa bakti 2009-2014, calon Bupati Langkat periode 2014-2019. Untuk DPR RI ada H Imran Mukhtar politisi Parai Demokrat. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini