Home DAERAH Polres Taput Laksanakan RJ Dua Kasus Perkelahian Saling Lapor

Polres Taput Laksanakan RJ Dua Kasus Perkelahian Saling Lapor

36
0
Kedua belah pihak yang bertikai saat melakukan mediasi di Sat Reskrim Polres Taput. (pi/hotman)

TAPUT (podiumindonesia.com)- Dua kasus perkekahian yang saling mengadu ke Polres Tapanuli Utara (Taput) akhirnya diselesaikan dengan cara Restorative Justice (penyelesaian konflik hukum dengan jalan mediasi antara tersangka dengan korban). Mediasi dilakukan, Sabtu (2/7/2022) lalu.

Kapolres Taput AKBP Ronald FC Sipayung SIK SH MH melalui Kasi Humas Walpon Baringbing membenarkan telah dilakukan Restorative Justice (RJ).

“Mediasi taggal 2 juli 2022 dan gelar perkara untuk penghentian penyidikan juga waktu yg sama,” ucapnya, Rabu (13/7/2022) sekira pukul 11.20 WIB.

Restorative Justice yang dilakukan oleh Polres Taput, mengacu pada Perkap No 8 Tahun 2001, dimana dalam perkap tersebut ada beberapa kasus yang bisa dilakukan mediasi. “Jikalau pertimbangan nya lebih baik dari pada proses hukum melalui proses pengadilan,” jelasnya.

Kedua kasus yang dilakukan Restorative Justice yaitu, kasus penganian yang saling melapor antara Sardo Tambunan (31) dan Pahodden Tambunan (48) yang terjadi di Desa Pantis, Kecamatan Pahae Julu, Rabu (25/5/2022).

Antara Sardo Tambunan dan Pahodden Tambunan saling melapor ke Polres Taput, karena berkelahi Rabu (25/5/2022) di Desa Pantis Kecamatan Pahae Julu. Saat keduanya berkelahi lalu melibatkan orang lain yaitu
Geovanny Tambunan (18) dan Normal Tambunan (64) semuanya warga yang sama.

“Akhirnya Sardo Tambunan melaporkan Pahodden Tambunan, Geovany Tambunan karena melakukan penganiayaan atas dirinya,” paparnya.

Selanjutnya, Pahodden Tambunan juga melaporkan Sardo Tambunan dan orangtuanya Normal Tambunan karena melakukan penganiayaan juga.

Setelah proses penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh sat reskrim, penyidik menetapkan Pahodden Tambunan dan Geovany Tambunan sebagai tersangka atas pengaduan Sardo Tambunan.

“Sedangkan dalam pengaduan Pahodden Tambunan, penyidik reskrim menetapkan Normal Tambunan sebagai tersangka,” urainya.

Setelah penetapan tersangka atas kedua kasus pengaduan tersebut, sehingga kedua belah pihak sepakat melaksanakan perdamaian.

“Berdasarkan kesepakatan perdamaian yang diserahkan kepada penyidik penyidik reskrim pun melakukan gelar perkara dan disepakati untuk dilaksanakan Restorative Justice dan kedua pengaduan tersebut pun dihentikan penyidikannya,” pungkasnya. (pi/hotman)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here