STABAT (podiumindonesia.com)- Tindakan pungutan liar alias pungli kerap terjadi di Jalinsum terutama di kawasan Kabupaten Langkat.
Dengan mengatasnamakan organisasi tertentu, mobil pengangkut barang yang mengarah ke Aceh atau sebaliknya selalu mengeluh. Harga yang dikutip pelaku pungli memang berfariasi.
Dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Pun begitu semua tergantung negosiasi antara pelaku pungli dengan supir barang. Seperi dialami Daud, seorang supir pengangkut barang Medan-Aceh dan sebaliknya Aceh-Medan.
Ayah dua anak inj berujar pernah diminta pelaku pungli Rp 250 ribu. Alasan pelaku pungli tersebut supaya jalan mereka aman dan tak ada lagi pengutipan.
Hanya saja, pria 29 tahun itu tak mau serta merta menyerahkan uang kutipan Rp 250 ribu. Apalagi Daud bilang selalu melintas di Jalinsum Medan-Aceh selama sepekan sekali.
Negosiasi pun terjadi. Kuitansi kosong yang disodorkan pelaku pungli menyuruh Daud untuk menulis angkanya. Lagi-lagi Daud menolak. Sampai-sampai pelaku pungli membubuhkan stempel atau logo organisasi di mobil truk Daud.
Karena Daud masih keberatan memberi uang sebesar yang diminta, alhasil pelaku pungli menyerah. Dengan ikhlas hati Daud memberikan uang Rp 20 ribu. Sekira 30 menit nego terjadi dan Daud memberi uang itu, akhirnya pelaku pungli pergi.
Nah, sekarang ini pelaku pungli di Kabupaten Langkat ternyata tak cuma menyasar truk barang yang melintas di Jalinsum. Tapi juga truk pasir pengangkut material dari sungai Wampu. Seperti terungkap kemarin, dua pelaku pungli digaruk Polres Langkat.
Ironi, dua pelaku itu mengenakan seragam organisasi kepemudaan Ikatan Pemuda Karya (IPK). Adalah T Syaiful Anhar, mantan Ketua IPK Langkat mengecam kedua pelaku memakai atribut IPK.
“Dengan diringkusnya dua pelaku, kita mengapresiasi kinerja Polres Langkat,” kata T Syaiful Anhar yang aktab disapa Bang Ipol ini kepada PODIUM, kemarin.
Diberitakan sebelumnya, oknum preman yang meresahkan pengemudi truk angkutan pasir dari Dusun Tanah 10, Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu berhasil ditangkap aparat dari Polres Langkat.
Pengutipan yang dilakukan mengatasnamakan Pederal Serikat Pekerja Transportasi Seluruh Indonesia (PSPTSI) tersebut tidak sempat melarikan diri dari sergapan Satuan Intel Polres Langkat.
Preman-preman itu mengutip uang dari supir truk dengan nominal Rp 10 ribu. Untuk itu Bang Ipol berharap polisi memproses pelaku aksi pungli yang sangat meresahkan supir dan warga di Wampu. (pi/redtim)