LANGKAT (podiumindonesia.com)- Proyek pemeliharaan Jalan Lintas Nasional Medan-Banda Aceh dikerjakan unit Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Propinsi Sumut Rabu (4/12/20019) dengan tambal sulam dinilai dipaksakan.
Pasalnya, dikerjakan pada saat musim penghujan. Keadaan ini membuat beberapa pengendara melintasi jalur ini meragukan kualitas struktur kekuatan aspal. Asnul (40) warga Gebang, setiap hari melintasi jalur ini membawa barang dagangan ikan asin ke Kota Stabat mengaku kecewa dengan rekanan proyek. Katanya, pengerjaan tambal sulam dilakukan terkesan dipaksakan dan asal-asalan.
“Jangan karena demi meraup keuntungan, pengerjaannya dilakukan asal jadi, ” ujarnya. Hal senada juga disampikan Yudi warga Wampu. Menurutnya, di saat ada curah hujan pengerjaan pengaspalan sangat tidak diperkenankan. Sebab, akan mempengaruhi struktur kekuatan aspal. “Apalagi pekerjaan aspal tambal sulam juga tidak dibersihkan terlebih dahulu seperti layaknya Standar Operasional Pekerjaan (SOP) pengaspalan pada umumnya,” ujarnya.
Dari pantauan PODIUM apa yang dikeluhkan warga beralasan. Pasalnya, ketika awak media melintasi jalur ini, melihat keadaan yang sama. Persisnya, di jalur Dusun Pasar Batu Desa Stabat Lama Barat Kec. Wampu.
Terlihat ada alat berat dan dam truk melakukan kegiatan pengaspalan menutup lubang yang menganga. Meski kondisi cuaca turun hujan gerimis pengaspalan tetap dikerjakan. Ketika PODIUM konfirmasi pada salah seorang pekerja soal anggaran proyek pekerjaan pengaspalan tambal sulam di jalan lintas Sumatera. “Kami hanya pekerja Pak!” jawab mereka. (rusdi)