MEDAN (podiumindonesia.com) — Investor di Medan saat ini telah menjadikan perak sebagai salah satu alternatif investasi masa depan. Hal ini didukung dengan harga perak yang lebih stabil dan juga kegunaannya.
Hal itu terungkap dalam bincang-bincang jajaran manajemen PT Rifan Financindo Berjangka (RFB), Sonya Kadar Manik, Kacab PT RFB Medan, Roben Antoni Purba, Wakil Pialang dari RFB Cabang Medan, Prin Edo pada Jumat, 23 Mei 2025.
Prin Edo menjelaskan, fluktuasi harga perak dipandang lebih stabil jika dibandingkan dengan harga emas yang bergerak volatile (bergejolak).
Di samping itu, Indonesia juga berada di urutan 14 sebagai negara penghasil perak sebanyak 10,3 juta ons, dari 20 negara sebagai produsen perak teratas di dunia. Sedangkan Mexico dan China sebagai produsen perak terbesar di dunia peringkat 1 dan 2.
Laporan Silver Institute mengatakan, permintaan perak global akan mencapai 1,135 miliar ons tahun ini, naik 15% dari 2024. Sementara produksi diperkirakan mencapai 1,022 miliar ons, sehingga akan terjadi defisit pasokan sebesar 10 juta ons, menjadi defisit pertama sejak 2020.
Prediksi tersebut sedikit diturunkan dari April, ketika institut memperkirakan permintaan untuk tahun 2024 sebesar 1,095 miliar ons.
“Ada dua alasan kenapa permintaan perak akan meledak pada tahun 2028. Pertama adalah sebagai lindung nilai dan kedua untuk kebutuhan bahan baku produksi barang elektronik,” jelas Prin Edo.
Disamping itu, investor juga melihat bahwa fungsi komoditas perak lebih banyak jika dibandingkan dengan emas.
Menurutnya, emas umumnya digunakan sebagai perhiasan dan sebagian kecil sebagai pelengkap komponen elektronik. Sedangkan perak lebih dari itu.
“Komoditas ini juga digunakan dalam berbagai industri, seperti elektronik, medis, industri fotografi dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Prin Edo juga mengatakan, dari segi ketersediaan di alam, volume komoditas perak juga jauh lebih banyak dibandingkan dengan emas.
“Namun yang lebih dilihat adalah segi fungsinya. Artinya dengan melihat fungsi perak yang jaub lebih banyak dari emas, maka komoditi ini menjadi salah satu alternatif untuk investasi,” jelasnya.
Dikatakan, ke depannya, harga perak diprediksi akan terus naik sehingga hal ini menjadi daya tarik bagi investor. “Saat ini, investor yang berminat investasi di perak terus bertambah dan untuk jangka panjang kita optimis jika investasi di komoditas perak akan menarik,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini perak bersama dengan minyak juga telah menjadi alternatif investasi yang ditawarkan kepada investor.
“Untuk mengenalkan perak dan minyak sebagai alternatif investasi, kita terus melakukan sosialisasi. Harapannya investasi perak dan minyak ini dapat menjadi alternatif menarik mengingat harga emas saat ini mengalami kenaikan yang sangat tinggi,” jelasnya.
Sedangkan untuk perkembangan bisnis investasi di perusahaan Rifan Financindo Berjangka dari bulan Januari sampai Mei tahun 2025 ini sudah mencapai 75% dari hasil kinerja tahun 2024 yang mencapai volume transaksi 56.863 lot.
“Kami sangat optimis bahwa dengan adanya beberapa produk baru seperti Silver dan Brent Crude Oil maka volume transaksi di tahun 2025 bisa mencapai 100.000 Lot,” sebut Print Edo. (PI/rel)