STABAT (podiumindonesia.com)- Calon Anggota legislatif PKB Nomor Urut 5 T Syafura Zulfa Dapil I Langkat (Stabat, Secanggang, Hinai dan Wampu) terjun ke daerah basis suara. Hal ini ia lakukan untuk dapat melihat dan mendengar keluhan masyarakat di dapilnya.
T Syafura Zulfa, alumni Universitas Muhammadiyah jurusan Pertanian yang merupakan putri almarhun HTM Nasir, dan bunda Hj Suraya memilih terjun ke dunia politik dengan status sebagai perempuan karena beberapa alasan.
Di antaranya, pertama, tidak ada larangan perempuan terjun ke dunia politik, dengan regulasi sekarang bahkan perempuan didorong terjun ke dunia politik. Kedua, jumlah penduduk perempuan di Langkat berimbang dengan laki-laki, tetapi wakilnya di parlemen masih kecil.
Menurut perempuan yang aktif dalam kegiatan sosial sebagai bilal mayit di Kecamatan Stabat dan Wampu itu, perempuan melakukan peran ganda yaitu bekerja dan beraktifitas di masyarakat, dan mengurus rumah tangga dan keluarga. Jadi, perempuan itu paling rentan menanggung beban persoalan rumah tangga dan pekerjaan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan pembangunan.
“Mulai dari masalah kebutuhan dapur dan sandang, mengurus kebutuhan anak, kesehatan anak, pendidikan anak, pekerjaan dan persoalan lainnya,” katanya.
Ketiga, lanjutnya, perempuan tinggal di tengah-tengah masyarakat. Aktif di beberapa organisasi, dan mendengar serta melihat keberhasilan pembangunan serta keluh kesah masyarakat yang belum terselesaikan oleh pembangunan.
Misal persoalan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, narkoba, pemuda, lingkungan hidup, pelayanan publik, perempuan dan anak, dan lain-lain
Atas pertimbangan dan alasan-alasan itu, maka T Syafura Zulfa isteri dari Dwi Prayitno, SPt kelahiran 25 Oktober 1980, merasa terpanggil untuk memperjuangkan aspirasi dan harapan masyarakat, di antaranya melalui parlemen.
“Untuk berada di parlemen maka saya harus masuk ke dunia politik dan bertarung di arena politik itu,” kata Ufa.
Bagi T Syafura Zulfa, untuk mendapatkan suara, pendukung dan pemilih, datanglah kepada rakyat.
Tinggallah bersama rakyat. Berbicaralah dengan bahasa rakyat. Dengarkanlah aspirasi rakyat. Merancang dan bekerjalah bersama rakyat Jadikan rakyat sebagai subjek bukan objek.
Bertemu dengan masyarakat, menyapa, mendengarkan keluh kesah merekal adalah kepuasan tersendiri bagi T Sayafura Zulfa.
“Selain itu bertemu dan berinteraksi dengan orang-rang baru yang memiliki karakter berbeda-beda menambah wawasan baru,” tambah T Sayafura Zulfa.
Selain itu, lanjutnya bertemu dengan remaja-remaja putri dan mengatakan bahwa mereka suatu saat ingin bercita-cita menjadi anggota dewan sepertinya, karena ingin berbuat sesuatu untuk kampung.
“Ternyata kehadiran kita di tengah mereka juga bisa menjadi motivasi berbuat untuk masa depan negeri,” ujarnya. (RUSDI)