BELAWAN (podiumindonesia.com)- Perusahaan BUMN PT Pelindo 1 kembali kembangkan pembangunan pelabuhan. Kali ini dilaksanakan pembangunan penumpukan dan tangki timbun.
Namun pembangunan tersebut dinilai ancaman baru bagi perkampungan masyarakat Medan Utara khususnya Kecamatan Medan Belawan dan sekitarnya. Kamis (8/10/2020).
Pantauan Aliansi Wartawan Medan Utara (Awan Mera) di lapangan, pembangunan tersebut menutup sebagian aliran pasang surut pasang rob di daerah Kelurahan Belawan 1. Selain itu, lokasi yang ditimbun Pelindo 1 berhubungan langsung dengan areal alur lintas sandar kapal ke dermaga yang kemudian berhubungan dengan sisi alur lintas kapal yang lanjut ke daerah lampu 1.
Diperkirakan, penimbunan proyek Pelindo1 tersebut menambah tingginya air laut saat pasang rob. Sebelumnya, pasang rob yang rendam ribuan rumah masyarakat Belawan sekitarnya merebak hingga ke Kelurahan Labuhan Deli dan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Masyarakat luas tuding pasang laut yang genangi perkampungan warga disebabkan maraknya penimbunan di wilayah resapan air, paluh, dan penimbunan laut yang dijadikan daratan.
“Selama ini daerah sini (Kelurahan Paya Pasir-) tidak pernah digenangi air pasang laut, tapi sekarang kampung kami diserang banjir pasang laut, kabarnya akibat pembangunan penimbunan di daerah Belawan,” kata ibu beranak 3 Hasah (39).
Selain itu, penimbunan proyek Pelindo 1 gunakan pasir sisa pengerukan proyek reklamasi perluasan Pelabuhan Terminal Peti Kemas (TPK). Peruntukan pasir laut tersebutpun dipertanyakan berbagai kalangan.
Pemuka masyarakat Kelurahan Bagan Deli dan sekaligus Penasehat Aliansi Wartawan Medan Utara (Awan Mera) Johari, SH di ruang kerjanya, Kamis (8/10/2020) pukul 12.00 WIB, khawatirkan dampak lingkungan penimbunan perusahaan BUMN Pelindo1.
Menurut Johari SH, debit air laut akan makin tinggi di daerah tersebut dan akan menambah keluhan masyarakat luas khususnya Belawan.
“Soal peruntukan pasir laut itu nanti kita bahas, sekarang ini saya sangat khawatir dengan tingginya air laut. Sekarang ini aja tinggi air laut saat pasang genangi perkampungan penduduk khususnya di Belawan, tinggi air sudah mencapai lutut orang dewasa. Dengan penimbunan yang dilakukan pihak Pelindo1 sekarang ini, tentunya memperburuk keadaan lingkungan, bisa-bisa tinggi air yang serang perkampungan penduduk mencapai batas pinggang. Oleh karenanya, kita harapkan Pelindo 1 memperhatikan ini dengan pengkajian yang melibatkan pemuka-pemuka masyarakat. Kita semua tentunya tidak inginkan masyarakat luas marah dengan bahasanya,” sebut Johari, SH di hadapan puluhan wartawan.
Direktur utama PT. Pelindo1 melalui Humas Fiona Sari Utami ketika dikonfirmasi tim Awan Mera melalui pesan WhatsApp, Kamis (8/10/2020) sebut pembangunan Pelindo1 Cabang Belawan merupakan master plan Pelabuhan Belawan.
Program ini merupakan bagian master plan pelabuhan belawan dalam melakukan pengembangan pelabuhan yang nantinya akan digunakan sebagai lapangan penumpukan dan tangki timbun.
Lokasi penimbunan bukan bagian dari alur pelabuhan Belawan, namun perluasan lapangan penumpukan dan tangki timbun.
Pekerjaan ini telah memperhatikan dari seluruh aspek pengelolaan lingkungan. Program ini dikemas dalam program penataaan pelabuhan Belawan, semua izin ataupun dokumen pendukung, sudah dilengkapi.
Sebagai catatan, bahwa program yang dikerjakan di atas lahan HPL Pelindo I itu merupakan lahan konsesi yang oleh pemerintah diserahkan ke PT Pelindo I sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP) sesuai amanat UU No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. (pi/din)