Home Sumut Tokoh Muhammadiyah Sumut Tegas Tolak Kunjungan Jessica Stern ke Indonesia

Tokoh Muhammadiyah Sumut Tegas Tolak Kunjungan Jessica Stern ke Indonesia

71
0

MEDAN (podiumindonesia.com)- Empat tokoh Muhammadiyah Sumatera Utara menyatakan menolak keras kunjungan Jessica Stern, utusan khusus Amerika Serikat ke Indonesia yang akan melakukan kunjungan diplomasi HAM terkait dengan LGBTQI+ (Lesbian, Gay, Bisexsual, Transgander, Queer dan Intersek) karena kunjungan itu sangat tidak pantas dilakukan di Indonesia yang reliji dengan mayoritas penduduknya muslim yang taat.

Penyataan penolakan tegas itu disampaikan Ketua PW Muhammadiyah Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Prof. Dr. Nawir Yuslem MA, Mantan Ketua PWM Sumut / Sekum MUI Sumut Prof. Dr. Asmuni MA dan Wakil Ketua PW Aisyiyah Sumut Dr. Nurrahma Amini MA.

Dengan berbagai alasan yang berbeda dengan argumentasi yang kuat, keempat tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah Sumut itu berharap pemerintah arif dan memahami aspirasi umat Islam Indonesia karena kunjungan itu akan berdampak keributan baik sosial, politik, agama dan budaya.

Pancasila Bs LGBTQI+ 

Ketua PW Muhammadiyah Sumut, Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution menjelaskan, rencana kunjungan Jessica Stern akan dilakukan pada  7-9 Desember 2022. Kunjungan itu utusan khusus Amerika Serikat, Jessica Stern, dalam rangka membahas persoalan HAM (Hak asasi manusia) terkait LGBTQI+.

Jessica ingin melihat langsung dan mendorong perkembangan LGBTQI+ di Indonesia. ” Kita berharap agar Pemerintah NKRI tidak menerima kedatangan Utusan Khusus Amerika Serikat tersebut karena dapat mencederai hati nurani rakyat Indonesia yang committed terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,” kata Hasyimsyah.

Karena sangat jelas pada sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab) bertolak belakang dengan LGBTQI+, tambah Guru Besar di UINSU/UMSU itu.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral yang sudah menyatu dan teruji dalam kehidupan perorangan dan berbangsa, maka dengan memberi ruang bagi LGBTQI+ akan menjadi bencana dahsyat melebihi bencana-bencana kealaman. Jika bencana kealaman dimungkinkan masih dapat diditeksi, diantisipasi dan diberikan pertolongan. Lain halnya dengan LGBTQI+ akan merusak total peradaban dan karakter kemanusiaan anak bangsa.

Sebut Hasyimsyah,  jika covid-19 masih dapat diditeksi dan diatasi lewat kebijakan Pemerintah NKRI secara perlahan tapi pasti, maka dampak yang ditimbulkan LGBTQI+ akan merusak totalitas secara sistemik peradaban dan kemanusiaan  karena substansinya bertumpu pada kepuasan syahwat dan birahi yang dibalut dengan jargon kebebasan. Sejarah telah mencatat dan memperingatkan kita untuk itu, seperti pada zaman Nabi Luth AS.

Paradaban harus berkelanjutan, dan tidak selesai ditangan satu generasi untuk itu generasi harus berkelanjutan. Dari sisi inilah berangkali Allah swt. menjadikan semua makhluk di muka bumi ini, termasuk manusia berpasangan untuk saling melengkapi dan pada gilirannya meneruskan keturunan. Pastilah LGBTQI+ merusak tatanan luhur dimaksud.

Kemudian dari keturunan anak manusia yang barbagai suku, etnis dan bangsa itulah terjadi kontak peradaban sebagai prasyarat  berkemajuan. Bangsa Indonesia sudah menorehkan hal itu pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Mari diwaspadai gejala ini dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tokoh Muhammadiyah yang lain, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Prof. Dr. Nawir Yuslem mantan Direktur Pascasarjana UINSU itu mengatakan, LGBT itu diantaranya menghidupkan kembali tradisi kaum Nabi Luth yang dikutuk oleh Allah. Itu sangat merusak dan menjadi ancaman besar terhadap kehidupan rumah tangga dan keluarga dan berpotensi berhentinya kesinambungan keturunan manusia di.muka bumi.

“LGBT dapat menjadi ancaman kerusakan yang sangat dahsyat yang dilakukan oleh manusia,” sebut Nawir Yuslem.

Dia sangat sepakat dengan suara PP Muhammadiyah yang disampaikan Sekum Prof. Abdul Mu’ti dan Waketum DPP MUI Dr. Anawar Abbas yang tegas menolak kunjungan Jessica Stern ke Indonesia.

Paham Dajjal

Sekum Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara menjelaskan, isue LGBTQI+ sengaja digemparkan sebab prilaku itu relevan dengan tuntutan budaya modern dan hak asasi manusia yang dianut masyarakat barat.  Beberapa negara di barat, seperti Amerika dan Jerman gencar menyuarakan LGBTQI+ sebagai bentuk kebebasan dalam mengembangkan budaya.

”Paham LGBTQI+ adalah fenomena dajjal dan semakin mendunia. Dan ini adalah salah satu tanda semakin dekatnya hari kiamat,” kata Prof Amuni MA.

Prof. Asumi menyebut paham LGBTQI+ sengaja akan menghancurkan Islam sekaligus akan menghancurkan nilai Ilahiyah dan insaniyah di tengah-tengah kehidupan masyarakat yg berbudaya dan bertentangan dengan Pancasila yang  kita yakini sebagai ideologi negara. ”Kehadiran utusan khusus PBB terkait HAM ke Indonesia wajib ditolak,” tegas Asmuni.

Apresiasi Penolakan

Tokoh Muhammadiyah/Aisyiyah lainnya, Dr. Nur Rahma Amini., Wakil Ketua PW Aisyiyah Sumut yang juga Kepala Biro Al-Islam dan Ke-Muhammadiyah UMSU menanggapi rencana kehadiran Jessica Stern sebagai satu ancaman serius bagi umat Islam di Indonesia.

”Aisyiyah sangat mengapresiasi dan merespon sangat setuju terhadap penolakan keras yang disampaikan tokoh MUI Dr. Anwar Abbas atas kehadiran utusan kusus Amerika ini terkait LGBTQI+ ke Indonesia,” ujarnya.

Terkait dengan paham LGBTQI+ yang semakin marak, Nur Rahma Amini karena ekspose terhadap fenomena ini menjadi salah satu pendukung normalisasi prilaku homosexsual, bahkan hal ini bukan lagi menjadi tabu dikebanyakan masyarakat global. Bagi Islam, jelas  prilaku LGBTQI+ bertentangan dengan syariah yang terkandung dalam sumber ajaran Islam yang menjadi pedoman bagi ummat Islam dan kaum beriman.

Jelas Nur Rahma Amini, Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan,  modern dan reformis bersikap sebagai gerakan dakwah Islam menyatakan bahwa LGBTQI+ itu adalah prilaku haram dan tidak bisa menggunakan dalil HAM untuk memperjuangkan haknya.

”Karena HAM tidak bersifat absolut universal,” sebur Nur Rahma Amini.

Tokoh muda Aisyiyah Sumatera Utara meminta agar terkait dengan konten-konten berbau LGBTQI+ agar dihapus dari media sosial karena merusak moral anak bangsa.

Kepada semua keluarga Muslim mari kita bentengi keluarga kita dengan menanam kan nilai -nilai akhlaq dalam konsep keluarga sakinah dan ajak seluruh anggota keluarga suka membangun komunikasi,  diskusi diskusi terkait LGBTQI+ agar mereka paham permasalah dan ancaman yang sesungguhnya sedang terjadi. (pi/ril)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here