Home EKONOMI Virus ASF, 12.668 Ekor Ternak Babi Mati Di Dairi

Virus ASF, 12.668 Ekor Ternak Babi Mati Di Dairi

50
0

SIDIKALANG (podiumindonesia.com)- Sebanyak 12.668 ekor ternak babi mati akibat seranganVirus African Swine Fever (ASF) di Kabupaten Dairi.

Data tersebut dari laporan masyarakat atau para peternak kepada Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Dairi. “Jumlah tersebut dari data terakhir yang kita terima pada, 30 Desember 2019. Untuk ternak babi yang mati terbanyak berada di Kecamatan Sidikalang  dengan jumlah 3.035 ekor. “kata John Manurung Kabit Peternakan Dinas Pertanian Dairi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/1/2020).

Disebutkan John, untuk saat ini belum ada obat dan vaksin buat ternak babi yang terserang virus ASF. Sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak dan hanya melakukan pencegahan dengan penyemprotan dan membagikan desinfektan kepada pemilik ternak babi yang membutuhkan.

Selain itu pihaknya memberikan himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat yang memelihara ternak babi, agar menguburkan ternak babi yang mati dan jangan membuang bangkai ternak babi disembarang tempat untuk memghindari menyebarnya virus ASF lebih meluas.

“Sampai sekarang kami bersama Dinas Lingkungan Hidup masih membantu dan menyiapkan tempat bagi masyarakat yang tidak memiliki lokasi untuk menguburkan ternak babi yang mati,” ujar Jhon. Lebih lanjut Jhon menyampaikan, kalau pihaknya juga melarang jual beli ternak babi antar kabupaten maupun desa, karena salah satu penyebaran penyakit yang menyerang ternak babi awalnya dari situ.

Ketika ditanya, terkait wacana Gubernur Sumatera Utara, Edy Ramayadi ingin memusnakan ternak babi. Kabit Peternakan Kabupaten Dairi mengatakan, bisa saja dilakukan, tapi bagaimana dengan ganti rugi yang akan diberikan kepada masyarakat pemilik ternak babi. “Saya kira masyarakat tidak akan mau kalau ternak babinya yang masih hidup dimusnakan tanpa adanya ganti rugi dari pemerintah dan ini juga nantinya akan menjadi masalah baru di masyarakat,” sebutnya.

Sementara, salah seorang warga yang ditemui saat mengambil desinfektan di Kantor Bidang Peternakan Dinas Pertanian Dairi, Jalan Pahlawan, Kecamatan Sidikalang kepada wartawan mengatakan, obat yang diambilnya untuk disemprotkan di lokasi kandang ternak babi miliknya untuk mencegah penularan penyakit pada ternak babi yang lagi marak.

“Ternak babi saya sekarang ada 14 ekor, Puji Tuhan sampai saat ini belum ada yang terserang penyakit, baik itu Hog Cholera maupun ASF. Sebentar lagi 2 ekor akan melahirkan, makanya saya datang kesini minta obat desinfektan untuk menyemprot kandang,” terang Bangsa Barus (64) warga Kecamatan Tigalingga.

Menurutnya, selain melakukan penyemprotan desinfektan, untuk menghindari serangan penyakit pada ternak babi, metode atau cara alami yang dilakukan dengan menyiramkan air panas ke lantai kandang ternak. “Karena menurut informasi yang pernah saya dengar, kuman dan virus akan mati bila terkena air panas yang suhunya 70 derajat celcius. Setelah saya coba ternyata manjur dan ternak babi saya sampai sekarang belum ada yang terserang penyakit,” ungkapnya.

Dia juga tidak setuju kalau ternak babi dimusnakan di Kabupaten Dairi. Karena menurutnya, ternak babi merupakan, ternak yang selalu digunakan untuk acara-acara adat dan merupakan makanan khas suku batak, khusunya umat kristen. “Saya tidak setuju dengan pendapat Gubernur Sumatera Utara, Edy Ramayadi, berapa pun ganti rugi yang akan diberikan saya tetap menolak. Hanya dengan beternak babi saya bisa terhibur dan semangat dalam menjalani hidup setiap harinya,” tegasnya. (pi/gun)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here