LANGKAT (podiumindonesia.com)-
Bertempat di Gedung Baznas Langkat Senin (21/10/2019) berkumpul tim carateker PC Langkat dari PW NU Sumut.
Ketua carateker PC NU Langkat Drs. H. Misran Sihaloho SH, H. OK. Zulkifli SE dan Emir El Zuhdi Batubara SH dengan kader NU Langkat lintas generasi, hadir juga T Syaiful Anhar, H. Nailu Amalai mantan anggota DPRD Langkat, DPRD Sumut, yang juga mantan Ketua GP Ansor Langkat dan mantan sekretaris PPP Langkat Zulkarnain Lubis mantan pengurus GP Ansor Langkat, Ketua dan anggota PC GP Ansor Langkat, ISNU dan PMII.
Menarik diskusi hari itu bagaimana membesarkan NU di Langkat seperti pada awal-awal kemerdekaan RI dulu. OK Zulkifli menceritakan, dulu NU di Langkat diperhitungkan, massanya cukup besar bahkan sampai sekarang di PB NU Tanjung Pura masih tercatat sebagai salah satu cabang NU stimewa di Sumatera Utara.
Sampai hari ini masyarakat muslim di Langkat adalah warga NU kultural. Ini dapat dibuktikan dengan yasinan setiap malam Jumat , tahlilan di hari pertama hingga ketiga setelah anggota keluarga tercinta berpulang kerahmatullah, kenduri 7 hari, 40 hari, 100 hari setelah salah seorang anggota keluarga berpulang kerahmatullah dan kenduri selamatan. Kesemuanya itu amalan yang diajarkan NU, namun ber NU masyarakat Langkat bersifat kultural bukan struktural. Karena mereka tidak punya KTA sebagai warga NU, tidak masuk dalam kepengurusan NU. “Mereka ber-NU sebatas kultural saja. Disinilah masalahnya yang membuat NU di Langkat tak bisa berbuat. banyak tapi tak terornasisasi sehingga dengan mudah diombang ambingkan oleh kelompok kecil yang tak suka pada NU,” sebutnya.
Selama beberapa dekade NU di Langkat dengan bahasa sangat pahit harus disebutkan bagaikan kerakat tumbuh dibatu, hidup segan mati pun tak mau. Ada tapi dianggap orang tak ada. Dalam safari dakwah di bulan Ramadhan ujar ketua PC ISNU Langkat Dhevan Efendi Rao SH SPd, pada susatu pertemuan silaturahmi dengan keluarga besar Nahdliyin se-Kabupaten Langkat dengan careteker PC NU Langkat bertempat di Aula Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Stabat (3/10/2019) NU tidak pernah dilibatkan Pemkab Langkat dalam acara Safari Ramadhan.
Kedepannya kenyataan ini tak boleh terjadi lagi. NU di Langkat harus berada digarda paling depan dalam acara safari dakwah kepada ummat. “Untuk itulah kita harus satukan persepsi, kita pertemukan persamaan dalam perbedaan,” kata Zulkarnain Lubis mantan pengurus GP Ansor Langkat.
Selama ini perbedaan iti terus dibiarkan dan dipelihara tak ada tokoh mempersatu di tubuh NU Langkat membuat NU antara ada dan tiada. Bahkan Sampai hari ini NU tak punya gedung permanen di Langkat. Dampak dari kepengurusan terdahulu antara ada dan tiada banyak anak-anak yang dilahirkan NU GP Ansor di Langkat harus berpisah dari NU yang melahirkannya.
Sebut saja satu nama T Syaiful Anhar memutuskan menjadi Ketua IPK Langkat. Suatu keputusan yang sesungguhnya kontropersial, dan bagi Zulkarnain Lubis menjadi sebuah dilema saat harus menghadiri pelantikannya mewakili KNPI Langkat. “Ketua PP Langkat Mat Sanggam sedangkan Ketua IPK abangsda saya. Walaupun begitu sebagai adik saya datang waktu itu,” cerita Zulkarnain Lubis.
NU di Langkat telah banyak melahirkan pemimpin, seperti almarhum ayahhanda HTM Nasir deklarator pemindahan ibu kota Kabupaten Langkat dari kota Binjai ke Stabat. Tapi generasi penerus bernasab NU dari kakek dan bapak mereka seperti Drs H Jahwat Sukri, Drs Sukhya Mulianto, Salman, bernasib kurang beruntung. Mereka harus berurusan dengan aparat penegak hukum. “Apakah ini sebuah scenario untuk menyinggkirkan putra nahdlyin dari birokrasi di Pembakab Langkat seperti dugaan abangda T Syaiful Anhar. Wallahu A’lam bisawaab,” ujarnya.
Sebenarnya pada pileg 2019 kemarin momentum bagi kebangkitan anak cucu Nahdliyin di Langkat melali PKB, seperti Drs H. Abdul Khair, Nailul Amali, T. Syafura Zulfa , H.Jabarsyah dan sebagainya. Tapi apa boleh buat tak satu pun di antara mereka yang duduk, semuanya tertduduk.
“Mari kita satukan persepsi, kita mempertemukan persamaan diantara perbedaan. Tentunya dengan mengenyampingkan ego pribadi lebih mengutamakan kepentingan keummatan bukan kelompok dan golongan. Besarkan dulu NU di Langkat dengan merangkul berbagai kalangan apakah birokrasi, pengusaha, PNS dan sebagainya,” pungkasnya. (pi/rusdi)