JAKARTA (podiumindonesia.com)- Momentum tahun politik tinggal hitungan waktu akan segera bergulir. Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 menjadi acuannya. Setiap partai politik sudah menyiapkan strateginya untuk menghadapi dua ajang penting peta pertaruhan kekuasaan tersebut.
Mulai penjaringan bakal calon kepala daerah, penjajakan poros koalisi, hingga berlomba mencari simpati rakyat dilakukan parpol. Khusus Pilkada serentak 2018 dianggap menjadi proyeksi berkesinambungan menuju Pemilu 2019.
Proyeksi strategi ini yang juga dirancang Gerindra. Parpol yang dipimpin Prabowo Subianto ini sedang mempersiapkan strategi khusus di beberapa daerah seperti Jawa Barat. Tanah Pasundan punya kenangan manis bagi mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tersebut ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Persiapan partai berlambang Burung Garuda itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ahmad Muzani. Ajang Pilkada serentak 2018 dianggap pintu ‘pengeruk’ dukungan menghadapi Pemilu 2019. Dukungan terhadap Deddy Mizwar diharapkan menjadi berkah untuk Gerindra dan Prabowo di Pemilu 2019.
Pemilu 2019 akan menjadi pertaruhan kekuasaan politik dalam negeri. Ada dua ajang politik yaitu pilpres dan pemilu legislatif (pileg) yang digelar serentak pada 17 April 2019.
Kamis, pekan lalu, Ahmad Muzani menerima Hardani Triyoga, Eka Permadi, dan Ikhwan Yanuar dari VIVA.co.id di ruang Fraksi Gerindra, Nusantara I, kompleks parlemen, Senayan. Di tengah kesibukannya sebagai Ketua Fraksi Gerindra, politikus 49 tahun ini masih semangat berbagi cerita terkait perkembangan soal partainya.
Salah satunya komitmen Gerindra dalam mengusung Deddy Mizwar serta berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Sejauh ini, Gerindra masih fokus mendorong Wakil Gubernur Jawa Barat itu untuk bersaing merebut kursi Jabar-1.
“Jawa Barat adalah provinsi dengan penduduk paling besar di seluruh Indonesia. Terbesar dalam jumlah kursi. Dan, bagi kami, Jawa Barat memiliki makna khusus,” kata Muzani.
Tak hanya Pilgub Jabar, pria kelahiran Tegal, 15 Juli 1968 ini juga bercerita tentang respons Prabowo Subianto yang didorong internal Gerindra maju lagi ke Pilpres 2019. Selain itu, keyakinannya yang kemungkinan besar Prabowo kembali akan melawan Joko Widodo di Pilpres 2019. Berikut petikan wawancaranya. (int)