Home DAERAH ‘Saya Adalah Mereka, Mereka Adalah Saya’

‘Saya Adalah Mereka, Mereka Adalah Saya’

35
0


STABAT (podiumindonesia.com)- DIA bukanlah orang berduit. Namun tetap bersahaja. Menyapa, tersenyum dan tertawa merupakan kesehariannya. Tak salah jika dia punya massa. Kerjanya bukan di balik meja, tapi lebih kepada pemberi jasa. Soal tarif tak usah ditanya, seikhlas hati, itu pun bagi yang mau memberi. Tulus bekerja demi kemaslahatan umat.

Dan, tak banyak juga orang yang mampu bekerja sepertinya. Sedikit langka namun dilimpahi pahala. Mengulik pertanyaan siapakah dia dan apa kerjanya, PODIUM coba mengurainya.

Sesekali sungkan membuka kisah, pun PODIUM tetap berusaha mengungkapnya. Ya, dialah T Syafura Zulfa, SP. Bergelar S1 Pertanian (Sarjana Pertanian), T Syafura Zulfa yang akrab disapa Ulfa ini bukanlah memacul tanah, atau bercocok tanam.

Kerja mulia Ulfa adalah sebagai bilal mayit. ‘Masyaallah tabarakallah’, seketika terbersit di hati kru PODIUM. Sembari menyeruput kopi yang disediakan, kru PODIUM coba mengorek cerita di balik kegigihan Ulfa.

Apalagi Ulfa tercatat dari dari sejumlah nama yang turut dalam pertarungan Pileg 2019 ini. Bertambah unik dan menarik, pasalnya Ulfa nekat bersaing untuk menjadi yang terbaik di bumi Amir Hamzah ini.

“Ya, saya memang caleg (calon legislatif). Saya bukanlah mencari popularitas tapi lebih kepada menyalurkan aspirasi masyarakat,” singkat istri dari Dwi Prayitno, SPt, ini.

Ulfa mendapat nomor urut 5 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia terplot di dapil I Langkat meliputi Kecamatan Stabat, Secanggang, Hinai dan Wampu.

T Syafura Zulfa, alumni Universitas Muhammadiyah jurusan Pertanian yang merupakan putri almarhun HTM Nasir, dan bunda Hj Suraya memilih terjun ke dunia politik dengan status sebagai perempuan karena beberapa alasan.

Blak-blakan, Ulfa membeber alasan kenapa terjun ke dunia politik. “Pertama, bahwa tidak ada larangan perempuan terjun ke dunia politik, dengan regulasi sekarang bahkan perempuan didorong terjun ke dunia politik,” terangnya di point awal.

Lalu, lanjut Ulfa untuk point kedua, yakni jumlah penduduk perempuan di Langkat berimbang dengan laki-laki, tetapi wakilnya di parlemen masih kecil.

Menurutnya, perempuan melakukan peran ganda yaitu bekerja dan beraktifitas di masyarakat, dan mengurus rumah tangga dan keluarga.

“Jadi, perempuan itu paling rentan menanggung beban persoalan rumah tangga dan pekerjaan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan pembangunan,” tukasnya.

“Mulai dari masalah kebutuhan dapur dan sandang, mengurus kebutuhan anak, kesehatan anak, pendidikan anak, pekerjaan dan persoalan lainnya,” katanya.

Ketiga, lanjutnya, perempuan tinggal di tengah-tengah masyarakat. Aktif di beberapa organisasi, dan mendengar serta melihat keberhasilan pembangunan serta keluh kesah masyarakat yang belum terselesaikan oleh pembangunan.

Misal persoalan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, narkoba, pemuda, lingkungan hidup, pelayanan publik, perempuan dan anak, dan lain-lain

Atas pertimbangan dan alasan-alasan itu, maka T Syafura Zulfa merasa terpanggil untuk memperjuangkan aspirasi dan harapan masyarakat, di antaranya melalui parlemen.

“Untuk berada di parlemen maka saya harus masuk ke dunia politik dan bertarung di arena politik itu,” kata Ufa.

Bagi T Syafura Zulfa, untuk mendapatkan suara, pendukung dan pemilih, datanglah kepada rakyat.
Tinggallah bersama rakyat. Berbicaralah dengan bahasa rakyat. Dengarkanlah aspirasi rakyat. Merancang dan bekerjalah bersama rakyat Jadikan rakyat sebagai subjek bukan objek.

Bertemu dengan masyarakat, menyapa, mendengarkan keluh kesah merekal adalah kepuasan tersendiri bagi T Sayafura Zulfa.

“Selain itu bertemu dan berinteraksi dengan orang-rang baru yang memiliki karakter berbeda-beda menambah wawasan baru,” tambah T Sayafura Zulfa.

Selain itu, lanjutnya bertemu dengan remaja-remaja putri dan mengatakan bahwa mereka suatu saat ingin bercita-cita menjadi anggota dewan sepertinya, karena ingin berbuat sesuatu untuk kampung.

“Ternyata kehadiran kita di tengah mereka juga bisa menjadi motivasi berbuat untuk masa depan negeri,” ujarnya.

Ulfa mengakui dirinya bagian dari masyarakat dan masyarakat juga bagian dari dirinya. “Saya adalah mereka dan mereka adalah saya,” tandasnya sambil berharap doa serta dukungan dari masyarakat agar lolos ke parlemen. (RUSDI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here