Home DAERAH Masyarakat Di Tanjungpura & Secanggang Butuh Jembatan Penyeberangan

Masyarakat Di Tanjungpura & Secanggang Butuh Jembatan Penyeberangan

59
0

LANGKAT (podiumindonesia.com)- Kabupaten Langkat dialiri Sungai Wampu mulai dari Kecamatan Bahorok hingga Kecamatan Tanjung Pura. Keberadaan Sungai Wampu memisahkan warga dari dua kecamatan dan desa-desa diseberang.

Untuk memperlancar transportasi warga yang terpisah oleh aliran sungai Wampu membutuhkan jembatan penyeberangan. Selama ini masyarakat beraktivitas sehari-hari menuju Kecamatan Tanjungpura dan sebaliknya menggunakan alat transportasi perahu getek.

Sudah berpuluh-puluh tahun mereka menggunakan sarana angkutan getek yang sebenarnya mereka sangat takut. Apalagi jika musim penghujan arus air sungai Wampu sangat deras takut perahu getek yang mereka tumpangi tenggelam. Masalahnya pemilik perahu getek tidak menyediakan alat keselamatan seperti baju pelampung.

Pijai, Rabu (23/1), warga Desa Sei Ular, Kecamatan Secanggang pada PODIUM mengatakan setiap hari menggunakan sarana angkutan getak untuk menyeberangi Sei Wampu menuju Tanjungpura.

“Kami berharap kepada pemerintah untuk membangun jembatan penghubung di dua kecamatan. Naik getek perasaan was-was karena takut tenggelam apalagi kalau penumpannya penuh sesak. Selain itu harus merogoh kantong sepeda motor dikenakan tarip Rp 5000,” ujarnya.

Luas aliran Sungai Sei Wampu yang memisahkan antara Kecamatan Tanjungpura dan Kecamatan Secanggang memiliki lebar lebih kurang 150 meter dan kedalaman mencapai 10 meter. Sampan getek ini berada di Desa Pantai Cermin Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat dan Desa Karya Maju, serta desa-desa lainnya di Kecamatan Secanggang.

“Jika ada jembatan penghubung, bisa menghemat biaya dan memperlancar arus kenderan,” ujar Pijai menambahkan.

Pemilik perahu getek menetapkan tarip sekali menyeberang sepeda motor dikenakan tarif Rp5.000 dan untuk anak sekolah dikenakan biaya Rp2.000. Kalau kendaraan roda tiga seperti becak dikenakan Rp10.000 dan jika bermuatan dikenakan tarif sebesar Rp15.000. Untuk kendaraan roda empat pribadi, dikenakan tarif Rp30.000 dan cold diesel dikena¬kan tarif sebesar Rp50.000.

Nur’aini warga Desa Sei Ular mengaku, setap hari perasaan hatinya sangat cemas melepas buah hatinya pergi bersekolah di MAN 1 Tanjungpura karena harus menyeberang dengan menumpang perahu getak sarat penumpang.

Ia dan masyarakat lainnya berharap kepada pemerintah segera membangun jem¬batan penghubung terbuat dari rangka baja. (RUSDI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here