Beranda BERITA UTAMA Pilkades ‘Rasa’ Pilpres Di Desa Stabat Lama Barat (5 Kandidat Umbar Janji)

Pilkades ‘Rasa’ Pilpres Di Desa Stabat Lama Barat (5 Kandidat Umbar Janji)

127
0


WAMPU (podiumindonesia.co.id)- Tinggal dua pekan lagi masyarakat Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, menggelar pemilihan kepala desa (Pilkades)

Pun terhitung dua pekan ke depan pencoblosan tepatnya tanggal 22 Agustus 2019, tapi ‘rasa’ kampanye tersebut laiknya pemilihan presiden. Dan Pillades ini tak kalah seru dengan pesta demokrasi lima tahunan di negeri ini.

Terbukti, mulai dari spanduk, baliho, umbul-umbul dan poster calon kepala desa (Cakades) terpajang di mana-mana. Di warung, warkop, pohon-pohon, dinding-dinding beton, tiang listrik dan tempat yang semua tempat yang tak dilarang jadi sasaran jual ide Cakades. Itu terpantau PODIUM di setiap dusun, kemarin.

Bedanya, tak ada debat seperti Pilpres beberapa bulan lalu. Untuk Pilkades cuma bisa menyuarakam ide lewat pamflet yang ada dan dengan jargon-jargon menarik lainnya.

Malahan di tiap dusun warga sangat antusias menyambut Pilkades kali ini. Ya, politik kalangan kelas bawah mengumbar segalanya. Agar mampu menarik perhatian warga dusun, Cakades diberikan waktu kampanye terbuka. Ada lima Cakades yang akan bertarung pada 2019 ini.

Yakni; Wahito (1), Poniman (2), Misdi (3), M Yusuf (4) dan terakhir T Firmanyah (5).

Setiap Cakades Stabat Lama Barat pun kabarnya telah mengenal satu sama lainnya. Tak sedikit pula para Cakades telah saling kenal, begitu juga ikatan tali kekeluargaan di antara petarung demokrasi ini.

Hubungan tali kekerabatan itu antar sesama Cakades, seperti sepupu antara mereka. Azmir Rokan, tokoh pemuda Wampu mengatakan, kandidat calon kepala desa yang sudah saling mengenal satu sama lain. Selain itu memiliki kaitan saudara yang bisa meredam koflik di antara Cakades.

“Mereka pun sudah saling mengenal peta kekuatan dan kelemahan masing-masing,” sebut Azmir.

Kemudian, katanya lagi, pemilih pun sudah tahu hitam putihnya Calades. Warga desa punya alasan mengapa memilih A atau mengabaikan B.

“Ini menyenangkan karena mereka tidak diliputi selubung misteri latar belakang calon. Meski digelar dalam kesederhanaan, namun makna pesta demokrasi menemukan arti yang sebenarnya,” ujarnya.

Beberapa baliho dan sepanduk untuk menarik hati pemilih dibuat seperti janji Pilkada. Misalnya, berjanji memberikan intensif para guru ngaji, imam masjid, bilal mayat dan kader posyandu. Cek kesehatan gratis sebulan sekali sampai membuat surat menyurat jual beli tanah tanpa biaya dan sebagainya. (pi/rusdi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini