Home BERITA UTAMA Wejangan KH Said Aqil Siradj : Pertahankan Sikap Moderat!!

Wejangan KH Said Aqil Siradj : Pertahankan Sikap Moderat!!

39
0

JAKARTA (podiumindonesia.com)- ‘Pertahankan sikap moderat!’ Wejangan ini disampaikan Prof.Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA.

Dalam acara pengenalan kampus kepada mahasiswa baru dengan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) Moderat 2019. Kegiatan yang diikuti ribuan mahasiswa baru, bertempat di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jalan Ir. Juanda, Tangerang Selatan, Banten. ( Rabu,28/8/2019 ).

“Kita pertahankan sikap seperti ini, moderasi dalam beragama, berbangsa dan bernegara,” katanya. Lebih lanjut Ketua Umum PBNU menjelaskan bahwa, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI merupakan amanat yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia dari para pendiri dan pahlawan negeri ini. Ratusan suku dan bahasa, perbedaan agama dan pilihan politik bukanlah suatu halangan untuk tetap bersatu dalam satu naungan, Indonesia.

“Tunjukkan bahwa kita bisa hidup bersatu meski berbeda. Kita bisa hidup berdampingan,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.

“Semangat persatuan dan penghormatan itu ditunjukkan oleh para pendiri negeri ini. KH Abdul Wachid Hasyim atas petunjuk ayahnya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menerima penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang diusulkan oleh masyarakat Indonesia bagian timur,” imbaunya.

Kiai Hasyim, kata Kiai Said, saat itu berpandangan yang penting Indonesia harus berdiri lebih dahulu. Sebab, akan percuma kejadiannya, jika umat Islam memaksakan berdirinya negara dengan prinsip syariat Islam jika di dalamnya terjadi perpecahan, perseteruan antarkelompok, tanpa adanya persatuan.

“Hal itu juga yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. saat membangun negara di Madinah. Rasulullah tidak membangun negara dengan pondasi konstitusi Islam, melainkan dengan sistem kewarganegaraan. Di mata hukum, semua tanpa pandang bulu, kedudukannya sama,” tukasnya.

Kiai Said menjelaskan bahwa ada seorang Muslim yang tidak sengaja membunuh orang Non-Muslim saat itu. Tak ayal, Nabi menegaskan bahwa siapa pun yang membunuh non-Muslim akan berhadapan dengannya dan tidak akan mencium bau surga. “Demikianlah ajaran Nabi Muhammad membangun masyarakat mutamaddin,” katanya.

Bahkan, lanjutnya, ada seorang Muslim di zaman Nabi yang mengancam akan membunuh anaknya jika tidak segera masuk Islam. “Mendengar hal itu, Nabi menyampaikan ayat Al-Qur’an, bahwa tidak ada kekerasan dalam beragama,” terangnya. Kegiatan yang dipandu oleh Ketua Jurusan Hukum Pidana Islam (HPI) KH Qosim Arsyadani itu juga dihadiri oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Burhanuddin Umar Lubis dan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Sururin. (pi/hamdani/nuo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here