LANGKAT (podiumindonesia.com)- LANGKAT harus bangkit. Langkat harus kembali berjaya seperti dahulu di era tahun 1960-an. Kondisi Langkat ke depan harus berubah. Anak cucu Sumatera Utara, khususnya Langkat tidak boleh sulit seperti sekarang.
Penegasan itu disampaikan Edy Rahmayadi setahun lalu (28/11/2018), usai dua bulan menjabat Gubernur Sumatera Utara (Gubsu). Malah pada Mei 2019, mantan Pangkostrad ini berjanji akan memugar makam Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah, yang juga Sastrawan Pendiri Balai Pustaka.
“Dua bulan ke depan akan dipugar jika masyarakat setuju,” katanya ketika acara buka puasa bersama masyarakat keturunan Melayu di Aula Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Mantan ketua PSSI tersebut mengatakan bahwa dia secara pribadi meminta izin kepada tuan-puan. Dia akan menyusuri, menapak tilas dan mengembalikan peninggalan raja-raja terdahulu, karena itu adalah upaya untuk mengembalikan peradaban Melayu.
Edy menegaskan bahwa yang dilakukannya bukanlah membeda-bedakan suku. Tetapi ingin memberitahu masyarakat bahwa suku Melayu merupakan bagian dari kekuatan Republik Indonesia.
“Bukan kita tak serumpun, bukan kita membeda-bedakan suku, tapi ini untuk mengembalikan kepercayaan pada suku Melayu yang merupakan bagian dari kekuatan Republik Indonesia ini,” terangnya.
Langkat memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Ada gas, minyak, pertanian dan perkebunan yang besar di Langkat. “Tapi kenapa kita tak bisa berbuat, kemana kita?” tanya Gubsu, pada pertemuan tatap muka dengan para camat, kepala desa, lurah, organisasi masyarakat dan etnis se-Kabupaten Langkat di Rumah Besar Langkat, Stabat, Rabu (28/11/2018).
Edy yang memiliki visi Sumatera Utara agraris, mengharapkan Langkat menghidupkan kembali pertaniannya.” Kondisi kita seperti ini harus berubah, kehidupan Langkat tidak lain tidak bukan dengan pertaniannya,” ujarnya.
Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin angin juga mengatakan, banyak nilai kearifan lokal dari budaya tradisi yang menjadi panduan.
Itu diucapkannya pada ‘Pesta Budaya Kerja Tahun’ di Desa Besadi, Kecamatan Kuala, Senin 5/1/2019). Wisata relegi di Langkat bukan hanya masjid Azizi Tanjung pura atau perkampungan suluk di Babussalam saja. Banyak peninggalan sejarah kesulitanan Langkat sebagai cagar budaya yang luput dari perhatian Dinas Pariwisata Langkat. Andaikata cagar budaya ini dipugar menjadi wisata andalan bagi Pemkab Langkat.
Hanya saja, sudahkah Gubsu Edy Rahmayadi dan Bupati Langkat Terbit PA menunaikan janjinya seperti dikatakannya setahun lalu? Tak hanya makam seorang pahlawan yang ada di Langkat tapi juga banyak cagar budaya yang harus dilestarikan.
Merunut jejak sejarah Kesultanan Langkat tersebar di beberapa kecamatan. Seperti di Kecamatan Wampu terdapat makam Tuan Raja Wan Supan yang berada di Dusun Ampera I Desa Stabat Lama Barat.
Kondisi makam berada di belakang rumah warga hanya berjarak beberapa puluh meter dari tebing Sei Wampu terdapat beberapa makam lainnya.
Apabila dapat dipugar dan di tata dengan baik bisa menyedot kedatangan wisatawan untuk berkunjung di Langkat.
Bukan saja sebagai tempat pelajaran sejarah bagi siswa dan penelitan mahasiswa jurusan sejarah tapi juga bagi keluarga. Di sisi lain dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan ekonomi masyarakat sekitar.
Termasuk kawasan Paya Jonggong di Desa Stabat Lama di sana banyak peninggalan jejak sejarah kesultanan Langkat. Di masa Lalu apabila terjadi banjir besar ditandai dengan dentuman meriam Paya Jonggong.
Banyak cerita bahasa tutur dari orang-orangtua tentang kawasan Paya Jonggong. Termasuk makam Wan Djabar di Paya Kandang Desa Stabat Lama. Cuma saja masih harus ada penelitihan ahli sejarah karena selama ini masih sebatas bahasa tutur dari orang-orangtua kepada anak cucunya.
Di Kecamatan Hinai terdapat Makam Indra Bongsu, anak kelima dari Raja Bendahara Badiulzaman bin Raja Kahar di bawah benteng Belanda berdekatan dengan tepi Sei Wampu kampung Payarengas Kecamatan Hinai Langkat
Menurut bahasa tutur dari orang-orangtua, sepanjang tepian Sei Wampu itu Kerajaan Langkat Lama dan dari Kelurahan Bingai (Wan Desan)- Teluk Johor (Wan Djabar Paya Jongkong Stabat Lama) Pantai Luas (Pelabuhan)-Jentera Malay sebagai Pusat Kerajaan Langkat dari Raja Tuah Hitam, Raja Bendahara Nobatsyah dan Tuanku Wan Supan serta Stan Matsyekh yang kini di Ampera dan II hingga Payarengas (Indra Bongsu).
Pantai Pati Gemi, Pantai Gani,Kelurahan Stabat Baru (Stan Mangedar), Ara Condong/Ulu Brayon (Holland yang tak berhasil dibangun hingga masyarakat kampung pulau haji kini desa Suka Mulia yang digusur Belanda pindah membuka kampung di Ara Condong dan/Ulat Berayun).
Semua itu berada di sepanjang Sei Wampu. Itulah peradaban Langkat Lama yang kini ada di empat kecamatan yaitu Stabat, Secanggang, Wampu, dan Hinai. Belum lagi yang berada di Kecamatan Gebang, Babalan, Pangkalan Susu, Besitang, Bahorok dan kecamatan lainnya.
Penelitian sejarah dan pemugaran situs-situs sejarah kesultanan Langkat penting untuk generasi mendatang.
Soal janji Gubsu Edy Rahmayadi setahun lalu dan planning Bupati Langkat Terbit PA ditanggapi tokoh pemuda Kabupaten Langkat, T Syaiful Anhar.
“Gubsu menyuruh Langkat bangkit. Ucapannya itu kayaknya sekedar isapan jempol belaka. Tak ada bukti sama sekali. Pemugaran makam, cagar budaya, ingin mengembalikan kejayaan Langkat itu sekedar retorika. Makanya kalau memang belum siap berjanji, hendaknya dipikirkan oleh Gubsu dan Bupati Langkat,” sindir T Syaiful Anhar mengkritisi, kemarin.
T Syaiful Anhar yang diakrab disapa Bang Ipol ini berharap Edy Rahmayadi dan Bupati Langkat Terbit PA secepatnya menunaikan janjinya. “Ya dulu Langkat jaya, kaya tapi sekarang bisa kita lihat sendiri. Jadi dengan adanya janji Gubsu dan Bupati Langkat, rakyat di sini menagih janji itu. Apalagi Gubsu Edy Rahmayadi merupakan tokoh Melayu dan tak perlu lah puak labu,” tegas Bang Ipol yang juga menjabat Ketua Forum Karya Putra Sumatera Utara (FKP-SU) ini kepada PODIUM, kemarin.
Bang Ipol sekadar mengingatkan bahwa baik Edy Rahmayadi dan Bupati Langkat Terbit PA jangan melupakan sejarah. “Karena dari sejarah kita mengetahui kehidupan masa lalu. Kini masyarakat menanti janji Bupati Terpilih Terbit Rencana PA untuk melestarikan budaya tradisi yang ada di Langkat,” tandasnya. (tim)