WAMPU (podiumindonesia.com)- Penantian panjang itu masyarakat di Kecamatan Wampu dan Hinai, Kabupaten Langkat, akhirnya terealisasi juga. Belum lama ini pemerintah mencairkan pembayaran lahan warga yang terkena dampak pembangunan proyek irigasi. Ucap syukur ‘Alhamdulillah’ tertuang dari sejumlah warga di sana.
“Kami merasa bahagia bahwa pemerintah mendengarkan keluhan kami untuk mengganti untung lahan yang terkena pembangunan proyek irigasi Wampu ini. Semoga proyek waduk ini dapat mengembalikan citra dan kejayaan Wampu Stabat, Secanggang dan Hinai sebagai lumbung padi di Langkat,” ujar Ahmad, warga Kecamatan Wampu, Desa Stabat Lama Barat kepada PODIUM, kemarin.
Memang, aku pri 54 tahun tersebut, selama ini mereka sangat berharap pemerintah sesegera mungkin merealisasikan pembayaran.
“Ya, pembayaran sempat tertunda-tunda. Dan kami juga sempat berharap cemas karena lahan kami sudah dikerjakan untuk pembangunan proyek irigasi tapi kok belum dibayar,” imbuhnya.
Bahkan, Ahmad menambahkan, warga di tempatnya bermukim terheran dengan kelambatan pencairan. “Keberadaan waduk ini sangat bermanfaat bagi kalangan petani dan wong cilik. Inilah bukti nyata pembangunan yang direncakan Jokowi bagi rakyat kecil di pedesaan,” tukasnya.
Apa yang diperbuat pemerintahan Jokowi untuk rakyatnya sudah ada yang bisa dirasakan dan nikmati.
“Dan ada juga yang baru mulai dikerjakan seperti waduk di Wampu. Rasanya sangat wajar kalau kita memberikan dia (Jokowi) kesempatan lagi untuk melanjutakan kepemimpinannya sebagai peresiden untuk priode ke dua,” sahutnya.
Bila proses ganti rugi lahan tuntas, maka kelanjutan pembangunan fisik jaringan interkoneksi Irigasi Wampu ini sudah bisa dilaksanakan.
Seperti diberitakan, pembangunan bendungan Sei Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, bernilai Rp 270 miliar.
Bendungan yang dibangun untuk mengairi 11 ribu hektare areal persawahan ini pembayaran uang ganti untungnya sudah hampir dua tahun tertunda-tunda. Masyarakat yang tanahnya terkena saluran irigasi saat bertanya pada petugas pengukur tanah dari Balai Wilayah Sungai (BWS) dan BPN Langkat diberi jawaban mengambang.
Pembangunan bendungan ini didanai APBN secara multiyears memiliki dua jaringan, kanan dan kiri. Jaringan kiri ditujukan untuk mengairi persawahan seluas 3.000 hektare. Sementara saluran kanan mengairi lebih kurang 7.000 hektare. (ladon)