LANGKAT (podiumindonesia.com)- Desas-desus Langkat Kota Wisata Religi di Sumatera Utara kayaknya belum layak. Apa pasal? Ya, karena banyaknya pungli, terutama bermodus yayasan. Inilah kondisi yang terjadi, Langkat jauh dari harapan para pengguna jalan sekalangan supir truk.
Preman jalanan tak hanya beroperasi pagi, siang atau pun sore hari. Bahkan di malam hari pun mereka kerap ‘mengawal’ para supir yang melintas. Berbekal kuitansi seadanya, ajuan nominal disodorkan. Nada sedikit mengancam langsung terlontar dari mulut preman-preman pengangguran itu.
“Mereka pastinya sedikit mengancam lah bang. Biasalah…trik mereka supaya kami supir ini takut,” tukas Dahlan.
Dahlan pun mengakui bahwa truknya distop di depan RS Putri Bidadari, Kecamatah Sei Wampu. Sesal Dahlan lagi, saat itu dirinya sempat melihat seorang aparat berpakaian coklat berada di dekat rumah sakit tersebut.
“Ya, aku sempat lihat ada berpakaian coklat, kayaknya polisi itu lah bang. Saat truk ku distop, aku lihat polisi itu diam saja. Makanya aku sedikit tanda tanya, apakah aksi pungli mereka dibekingi aparat?” tanya Dahlan penasaran.
Terlepas dari ada atau tidaknya beking membeking atas aksi preman jalanan modus yayasan, Dahlan serta Yoga yang menjadi korban meminta petugas beraksi cepat. “Jangan sampai orang menganggap Langkat ini tidak aman, bang. Kemana fungsi pengamanan polisi, kok aksi pungli dibiarkan begitu saja?” sahut Dahlan. (RED/PI)