OPINI

Berharap Tuah Di Injury Time (OLEH: ESP PARINDURI)

 

BESOK, 17 April 2019 menjadi hari Rabu bersejarah bagi bangsa ini. Masa-masa injury time, seperti itulah dalam pertandingan sepakbola. Waktu yang genting, kecamuk jantung berdenyut. Akal pikiran tak tenang.

Injury time menanti serangan fajar bagi mereka yang membutuhkan. Kadang, waktu injury time itu dimanfaatkan para calon legislator untuk menabur sedikit nafkah. Pun sayang prilaku serangan fajar sangatlah tak baik, tapi tak juga salah untuk mereka-mereka menunggu.

Caleg yang punya segalanya kadang lebih tinggi intensitas kecemasannya. Sebab segalanya telah dilakukan. Mulai pengumpulan massa dengan membentuk tim sukses. Saat itu TS juga tak mau tertipu. Ibaratnya harus ada dana segar demi membeli suara. Nah, itu dia caleg empunya duit ‘segudang’.

Bagaimana dengan caleg minimalis? Yang cuma punya semangat, dukungan penuh walau kadang sekadar ucapan di mulut pendukung saja. Meski kecemasan tak seintens caleg pemodal besar tapi deg-degan jantung tetap berdegup kencang.

Pasrah, kayaknya begitulah tergambar di hati caleg minimalis. Cuma bisa ikhtiar disertai doa kepada sang Khalik. Kalau-kalau massa menyatukan hati bisa jado caleg minimalis melenggang ke parlemen.

Para caleg minimalis tak mengubris yang namanya injury time. Mereka anggap sudah bekerja, hasilnya tetap diserahkan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Apalagi saat ini (pemilu serentak) banyak kans mencari keuntungan. Ada lima kertas suara yang diserahkan. Mulai pemilihan presiden, anggota DPD, DPRRI, DPRD Kabupaten dan DPRD Kota. Menariknya lagi orang kurang waras pun diberi kesempatan pada pemiluhan kali ini.

Lagi-lagi para caleg punya ini-itu merasa injury time waktu yang tepat bergerak. Tak hanya melobi orang waras, orang yang rak waras juga bisa mengakomodir suaranya.

Untungnya pada pemiluhan umum serentak kali ini orang tak waras tak ada menyalonkan diri bersaing merebut satu kursi di parlemen. Kalau sampai terjadi, ya kita cuma bisa tertawa cekakakan. Meski orang tak waras tak nyaleg, dikhawatirkan pula dan pasti terjadi orang waras yang nyaleg bisa-bisa satu bangsal dengan mereka tak waras.

Bagaimana masa enjury time pemilihan presiden? Kayaknya tak jauh beda dengan caleg. Para TS tetap bergerilya jelang enjury time. Namun cuma berupa janji. Kalau-kalau presidennya terpilih bakal mendapat ini-itu kelak. Ya biar termakan janji maka umbar sana-sini kerap dilakukan masa enjury time itu.

Namun jangan sembarang pula memanfaatkan injury time. Seperti halnya kemarin, seorang kepala daerah di Sumut harus berurusa dengan pihak berwajib. Tertangkap tangan ingin membagikan amplop kepada pendukung istrinya yang maju di pileg.

Terlepas dari orang waras jadi tak waras usai pemilihan besok, injury time tetap mesti diantisipasi. Jangan dimanfaatkan para caleg secara negatif lewat tim suksesnya masing-masing. Penegak hukum atau aparat diharapkan lebih memaksimalkan kinerjanya di masa enjury time ini. Jangan sampai kecolongan. Injury time buat caleg stress begitu juga dengan TS nya. Berharap tuah injury time malah hidup di balik jeruji besi. (***)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button