SIDIKALANG (podiumidonesia.com)- Sebanyak 102 ekor domba disembelih pada gebyar qurban merayakan Hari Raya Idul Adha 1440 Hidjriyah, di Dusun Lingga Raja, Desa Lingga Raja, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, Senin (12/8/2019).
Ternak domba tersebut merupakan bantuan dari beberapa lembaga, seperti Dewan Dakwah Indonesia Jakarta, Ikatan Alumni ITB, Komunitas Medan Bergerak, Yayasan Yamima Jakarta, Komunitas Singapura dan individu lainnya. Penyembelihan dilaksanakan di lokasi sekitar Masjid Bin Dalwan Al Mary Dusun Lingga Raja.
“Daging hewan kuban nantinya akan kita bagikan kepada 8 jemaah masjid dari 13 desa yang ada di Kecamatan Pegagan Hilir,” kata Muhsin Lingga salah seorang panitia qurban.
Menurutnya, dengan dihunjuknya Desa Lingga Raja sebagai lokasi gebyar qurban, merupakan suatu kehormatan sekaligus beban yang cukup berat. Karena pihak panitia harus bekerja ekstra untuk mempersiapkan semua keperluan, dari lokasi sampai pelaksanaan kegiatan, agar berjalan sesuai yang diharapkan.
“Alhamdulillah semua bisa berjalan dengan baik dan lancar. Melalui kegiatan ini kami berharap, tahun ini kami menerima kurban, kami berniat tahun depan bisa berkurban di mana pun nanti berada,” ungkap Muhsin.
Pada kesempatan tersebut, Muhsin juga menyampaikan, bahwa tanah seluas 6 rante di lokasi sekitar masjid akan diwakafkan untuk perkembangan umat muslim di Kecamatan Pegagan Hilir, khususnya di Dusun Lingga Raja, Desa Lingga Raja ini.
“Lahan yang akan diwakafkan ini merupakan warisan dari orang tua kami, yang dulu juga telah mewakafkan lahan untuk dibangunnya mesjid di desa ini,” sebut Muhsin.
Ditambahkannya, agar kegiatan gebyar qurban ini lebih semarak dan untuk membangkitkan semangat kaum-ibu-ibu di Kecamatan Pegagan Hilir ini, panitia menampilkan hiburan kesenian Sunda, Paguyuban Warga Sunda (PWS) dari Kecamatan Sidikalang. Sekaligus menggelar lomba marhaban di lokasi penyembelihan hewan qurban.
Sementara, koordinator pemberi bantuan qurban, Ustad Ahmad Ridho menyampaikan, ibadah qurban adalah ibadah gotong royong. “Jadi kalau bapak dan ibu berkumpul disini dengan semangat, insyah Allah sepulangnya nanti dari kegiatan ini semangat gotong royongnya tidak tinggal. Saya bukan orang baru disini, dari tahun 2006 saya sudah pernah masuk ke desa ini, sebelumnya berkat bantuan warga disini bisa terlaksanaan pembangunan mesjid di kampung kita ini. Saya punya hutang kerja dikampung ini, yaitu bagaimana mesjid ini nantinya bisa berdayakan dan dimakmurkan sebagaimana mestinya,” ungkap Ridho.
Dengan adanya gebyar qurban yang penyembelihannya dilaksanakan lokasi masjid di Dusun Lingga Raja ini, Ridho kembali menjelaskan kalau ibadah kurban adalah ibadah gotong royong.
“Semoga dengan semangat gotong royong kita bisa membangun desa ini kembali dan menularkan semangat ini kepada desa-desa lain,” harapnya. Ketika ditanya memilih Desa Lingga Raja sebagai lokasi gebyar qurban, Ridho menjelaskan, qurban ini tujuannya untuk meratakan penyembelihan hewan kurban, jadi ada beberapa daerah itu surplus dan ada di daerah lain yang tidak ada kurban.
“Tahun ini di Desa Lingga raja tidak ada pemotongan hewan kurban, makanya desa ini yang kita pilih. Kegiatan ini rutin kita laksanakan setiap tahunnya tapi lokasi berganti,” pungkas Ridho. (pi/gun)